Hari Kesaktian Pancasila Momen Perkuat Nilai-nilai Luhur Bangsa
Sejumlah Prajurit TNI mempersiapkan perlengkapan kesehatan saat gladi bersih di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (28/9). Peringatan Hari Kesaktian Pancasila akan diselenggarakan pada tanggal (1/10) di lokasi tersebut.
Foto: ANTARA/Fakhri HermansyahJAKARTA - Ketua MPR, Bambang Soesatyo, menilai Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati tanggal 1 Oktober merupakan momentum bagi komponen bangsa untuk kembali memaknai nilai-nilai luhur yang terdapat dalam setiap sila Pancasila.
"Melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila tersebut, mengajak seluruh komponen bangsa untuk kembali memaknai nilai-nilai luhur yang terdapat dalam setiap sila Pancasila, sehingga dapat kita implementasikan dalam sikap berkehidupan berbangsa dan bernegara," kata Bambang,dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/9).
Bambang mengimbau para pemangku kepentingan untuk mengajak masyarakat Indonesia agar terus menanamkan makna Pancasila dalam diri, memahami wujud implementasi. Selain itu, menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya agar seluruh masyarakat Indonesia tertanam jiwa patriot yang Pancasilais.
"Seluruh kementerian, lembaga, dan instansi bersama masyarakat agar memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa untuk mencapai Indonesia yang lebih baik, melalui kebijakan-kebijakan maupun peraturan yang ditetapkan berlandaskan Pancasila, dikarenakan Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia," ujarnya.
Hormati Pahlawan
Iamengatakan, setiap warga negara Indonesia wajib menghormati para pahlawan yang telah gugur dalam melakukan tugas melindungi negara dan dasar negara yaitu Pancasila. Negara yang besar adalah negara yang tidak melupakan sejarah perjuangan dari pahlawannya.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menegaskan bahaya laten korupsi harus ditumpas sama halnya dengan bahaya laten komunis. Hal tersebut dikatakannya memperingati peristiwa Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia (G30S PKI).
"Sama halnya dengan laten komunis, pengentasan laten korupsi jelas membutuhkan peran aktif dan konsistensi nasional seluruh eksponen bangsa dan negara agar penanganan kejahatan korupsi mulai hulu hingga hilir berjalan efektif, tepat, cepat, dan efisien," kata Firli.
Sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia, lanjut dia, KPK tentu harus terlebih dahulu terbebas dari bahaya laten dan paham tertentu yang bertentangan dengan NKRI, falsafah Pancasila, UUD 1945, dan nilai-nilai kebangsaan lainnya.
"Tidak ada kata lain, laten korupsi yang telah berurat akar di republik ini harus dibasmi tumpas mulai jantung hingga akar-akarnya sampai tuntas dan tidak berbekas," ucap Firli.
Menurutnya, tidak sedikit nilai-nilai kehidupan yang dapat digali dari rentetan sejarah hitam G30S PKI tersebut.
"Salah satunya cara menyikapi bahayanya suatu laten yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan, agama, budaya, moral dan etika, namun dianggap sebagai kultur atau budaya bangsa sehingga menjadi hal biasa dan menjadi kebiasaan di tengah masyarakat Indonesia," kata Firli.
Ia mengatakan korupsi adalah contoh nyata sebuah laten jahat yang awalnya tersembunyi, terpendam, dan tidak kelihatan. "Namun sekarang muncul setelah dianggap sebagai budaya hingga menjadi kebiasaan dan sesuatu hal yang biasa di negeri ini," ujar Firli.
Ia mengatakan pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK dengan segenap eksponen serta elemen bangsa dan rakyat Indonesia adalah wujud nyata dari upaya dan komitmen bersama untuk menghancurkan laten korupsi dan perilaku koruptif yang menjadi tembok besar bagi terwujudnya tujuan berbangsa dan bernegara.
"Melihat destruktif-nya dampak korupsi, kami memandang kejahatan kemanusiaan ini lebih keji dari laten apapun yang pernah ada di bumi pertiwi," ucap Firli.
Menurut dia, siapapun yang menganut paham laten korupsi jelas telah menghilangkan sisi-sisi kemanusiaan pada dirinya, telah mengingkari nilai-nilai agama dan ketuhanan yang dipercayainya, dan pasti telah mengkhianati bangsa serta negaranya.
"Mari, kita jadikan momentum peringatan tragedi berdarah G30S PKI untuk menggelorakan selalu semangat dan ruh kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, NKRI, dan pemerintah yang sah serta menumbuhsuburkan semangat Bhinneka Tunggal Ika dan nilai budaya antikorupsi dalam menumpas laten korupsi yang terlanjur menggurita di republik ini," ujar Firli.
Berita Trending
- 1 Respons CEO OpenAI tentang Model AI Tiongkok DeepSeek-R1: 'Mengesankan'
- 2 Setelah Trump Ancam Akan Kenakan Tarif Impor, Akhirnya Kolombia Bersedia Terima Deportasi dari AS
- 3 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 4 Diprediksi Berkinerja Mocer 2025, IHSG Sepanjang Tahun Ini Menguat 1,22 Persen
- 5 Tanpa Pengenaan Tarif ke Barang Impor, Produk Lokal Bakal Semakin Terpuruk
Berita Terkini
- Belanja Kementerian/Lembaga Harus Produktif. Jangan Boros!
- PLN Siaga Banjir, Listrik Kembali Menyala Bertahap Setelah Kondisi Aman
- PLN Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Banjir Jakarta, Pastikan Keamanan dan Pemulihan Kelistrikan
- Platform Digital Ini Jadi Aplikasi Resmi Pendaftaran Running Summit 2025
- Waspadai Cuaca Ekstrem, ASDP Imbau Pengguna Jasa Atur Waktu Perjalanan Menuju Pelabuhan