Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harga Sampah Domestik Anjlok, Pelaku Ekonomi Sirkular Makin Merana

Foto : Koran Jakarta/KPNas

Usaha pencacahan sampah plastik di Cikiwul, Bantargebang pada 2005.

A   A   A   Pengaturan Font

Tim kajian melihat langsung deretan gubuk pemulung merupakan fakta adanya kemiskinan laten dan struktural. Dalam siklus ekonomi pemulung sebagai kontributor bahan baku daur ulang ada jeratan-jeratan eksploitasi dan rente. Juga sebagai pelaku ekonomi sirkular dalam konteks modern.

"Jika diteliti secara cermat, penghasilan pemulung sebulan Rp1,2 juta-Rp2 juta sekarang. Jarang yang mendapat Rp3,5 juta-Rp4 juta. Pendapatan pemulung turun drastis karena harga-harga sampah pungutan jatuh tak ketulungan," katanya miris.

Baca Juga :
Ekonomi Sirkular

Harga sampah gabrugan (campuran) dari Rp1.400/Kg turun menjadi Rp700-800/kg, bahkan ada yang Rp600/kg. Pendapatan pemulung turun 50-60%. Jika tak punya uang biasanya mereka berutang ke bos atau bank emok dengan bunga 10% atau lebih.

Harga jatuh yang terparah menimpa kertas dan plastik emberan. Harga kertas kardus cuma Rp1.000/kg, dulu ketika harga normal Rp3.200/kg di tingkat pemulung. Duplek Rp300/kg, dulu Rp700/kg. Ember gabrugan Rp500/kg, dulu Rp1.200/kg. PET bodong Rp3.000/kg, dulu Rp6.000/kg. PP gelas Rp3.500/kg, dulu Rp7.000/kg. Himpek/PVC Rp2.000/kg, dulu Rp5.000/kg. PP hitam Rp4.700/kg, dulu Rp6.000/kg.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top