Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harga Minyak Jatuh dari Level Tertinggi Tahun Jamak

Foto : ANTARA/REUTERS/Christian Hartman/naa.

Dokumentasi - Matahari tenggelam dibelakang pompa sumur minyak di luar kota Saint-Fiacre, dekat Paris, Prancis.

A   A   A   Pengaturan Font

New York - Harga minyak jatuh hampir dua persen pada akhir perdagangan, Rabu (6/10) waktu New York, Amerika Serikat (AS) atau Kamis (7/10) pagi WIB, mundur dari tertinggi multi-tahun, karena kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS mendorong pembeli untuk mengambil keuntungan setelah melonjak baru-baru ini.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember anjlok 1,48 dollar AS atau 1,8 persen menjadi menetap di 81,08 dollar AS per barel, setelah menguat mencapai 83,47 dollar AS, tertinggi sejak Oktober 2018.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November jatuh 1,50 dollar AS atau 1,9 persen menjadi ditutup di 77,43 dollar AS per barel, setelah mencapai 79,78 dollar AS, tertinggi sejak November 2014.

Persediaan minyak mentah AS naik 2,3 juta barel pekan lalu, terhadap ekspektasi untuk penurunan moderat 418.000 barel, kata Departemen Energi AS. Persediaan bensin juga naik, sementara persediaan distilat turun hanya sedikit.

"Kami melihat beberapa aksi ambil untung karena minyak telah naik secara signifikan," kata Gary Cunningham, direktur Tradition Energy di Stamford, Conn.

Harga patokan global Brent telah melonjak lebih dari 50 persen tahun ini, menambah tekanan inflasi yang dapat memperlambat pemulihan dari pandemi COVID-19. Gas alam telah melonjak ke rekor puncak di Eropa dan harga batu bara dari eksportir utama juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Lonjakan terbaru dalam harga minyak mentah telah didukung oleh penolakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk meningkatkan produksi dan kekhawatiran tentang pasokan energi yang ketat secara global.

Pada Senin (4/10/2021), OPEC, Rusia dan sekutu lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+, memilih untuk tetap dengan rencana untuk meningkatkan produksi secara bertahap dan tidak meningkatkannya lebih jauh seperti yang telah didesak oleh Amerika Serikat dan negara-negara konsumen lainnya.

Pasar tergelincir pada sore hari setelah Menteri Energi AS Jennifer Granholm, mengatakan kepada Financial Times, membicarakan kemungkinan bahwa Amerika Serikat dapat memerangi harga yang lebih tinggi dengan melepaskan minyak dari cadangan strategis atau berpotensi menghentikan ekspor minyak mentah.

Harga minyak turun setelah berita itu, tetapi penurunannya moderat. Amerika Serikat mengakhiri larangan 40 tahun ekspor minyak mentah pada akhir 2015 dan sekarang mengirimkan lebih dari 3 juta barel minyak mentah setiap hari.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top