Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harga Minyak Anjlok Setelah Data Menunjukkan Ekonomi AS Melambat

Foto : ANTARA/HO-Pertamina

Ilustrasi - Kegiatan eksploitasi minyak di lepas pantai.

A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO- Harga minyak turun pada awal perdagangan Kamis (4/7) setelah data ketenagakerjaan dan aktivitas bisnis AS keluar lebih lemah dari perkiraan, yang menjadi tanda-tanda ekonomi kemungkinan mendingin di negara konsumen minyak terbesar dunia itu.

Harga minyak mentah Brent turun 30 sen atau 0,34 persen menjadi $87,04 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 32 sen atau 0,38 persen menjadi $83,56 pada pukul 00.30 GMT (pukul 07.30) WIB, karena aktivitas melemah akibat libur Empat Juli di AS.

Di Amerika Serikat, data pada hari Rabu (3/7) menunjukkan pengajuan pertama untuk tunjangan pengangguran AS meningkat minggu lalu, sementara jumlah orang yang menganggur meningkat lebih lanjut ke titik tertinggi dalam 2-1/2 tahun menjelang akhir Juni.

Secara terpisah, laporan Ketenagakerjaan ADP menunjukkan gaji swasta meningkat sebanyak 150.000 pekerjaan pada bulan Juni, di bawah konsensus yang memperkirakan peningkatan sebesar 160.000, dan setelah naik sebanyak 157.000 pada bulan Mei.

Dalam tanda lebih lanjut hilangnya momentum dalam perekonomian, indeks ISM Non-Manufaktur, ukuran aktivitas sektor jasa AS, turun ke level terendah empat tahun sebesar 48,8 pada bulan Juni, jauh di bawah konsensus 52,5, di tengah penurunan tajam dalam pesanan.

Namun, data ekonomi yang lebih lemah dapat memperkuat argumen Federal Reserve untuk mulai memangkas suku bunga, kata para analis, suatu langkah yang akan mendukung pasar minyak karena suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan permintaan.

"Arah data terkini sesuai dengan bias pelonggaran The Fed," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan. "Perlambatan momentum pertumbuhan akan mendukung dorongan disinflasi dalam beberapa bulan mendatang, yang membuka jalan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga."


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top