Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketahanan Pangan l Penjual Telur Mengaku Sepi Pembeli

Harga Mahal, Warga Kurangi Konsumsi Telur

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Namun, bagaimanapun juga, Iqbal mengaku membutuhkan telur untuk bahan dasar dagangannya. "Mau tak mau (harus membeli,red)," ujarnya lagi.

Selain itu, harga telur ayam kali ini membuat sebagian pembeli yang didominasi ibu rumah tangga enggan membelinya dalam jumlah besar. Paling banyak hanya berani membeli sekitar setengah kilogram. "Di rumah, konsumsi telur ayam juga sudah mulai dikurangi, terutama untuk sarapan. Saya mulai perbanyak tempe dan tahu di rumah," ujarsalah satu pembeli, Rosidah.

Kontras dengan pemandangan yang tampak di pasar, beberapa ibu rumah tangga membawa beberapa telur ayam kualitas baik dengan pak plastik. Seperti salah satunya ibu Muryati, 45, yang membawa dua pak di kantung belanjaannya.

"(Telur ayam) ini dapat dari Kartu Jakarta Pintar, saya ambil jatah karena masih ada saldo. Lumayan karena satu pak besar sekilo ditebus 15 ribu," ungkapnya.

Dia juga mengatakan bahwa naiknya harga telur ayam membuatnya tidak berani untuk berdagang lagi jajan tradisional risol mayo dan pastel. "Takut tidak laku terjual kalau harga naik. Biasanya jual sekitar 100 biji risol dan pastel setiap hari, sekarang ganti jualan kue molen atau yang lain. Sudah tidak ambil pesanan jajan yang pakai telur," keluhnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top