Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesejahteraan Petani - Penggilingan Kecil Kesulitan Salurkan Beras

Harga Gabah Petani di Daerah Jatuh

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Pusat menggerakkan daerah untuk menyerap gabah petani di tengah adanya dinamika harga panen saat ini. Laporan Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan sejumlah daerah mengeluh harga gabah jatuh sehingga lembaga tersebut perlu turun lagi ke daerah menyelesaikan persoalan harga.

Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menyebut dari data petugas informasi pasar, terdapat laporan harga di bawah HPP (harga pembelian pemerintah) di sekitar 60 Kabupaten. "Bagi kabupaten yang mengalami harga di bawah HPP mohon segera turun tangan, kita bersama Perpadi, Bulog dan RNI mari mengatasi masalah ini. Bagi perpadi yang kesulitan modal untuk serap gabah kita fasilitasi dengan bank setempat untuk akses KUR," kata Suwandi di Jakarta, Jumat (9/7)

Suwandi menegaskan kembali untuk penyiapan early warning system potensi panen. Gerakan brigade panen perlu dilakukan bersama kostraling, Perpadi, Dinas Pertanian dan supporting dari himbara untuk serap gabah. "Kita koordinasi dengan Bulog, lakukan upaya mekanisasi di wilayah hujan dengan dryer sehingga harga tidak terlalu jatuh. Siapkan alat penggilingan yang bagus," tandas Suwandi.

Menurut Suwandi puncak panen kedua harga sudah terdampak turun di bawah HPP artinya sistem di hilir belum begitu kuat dbanding tahun lalu sehingga perlu solusi jangka pendek. Sebenarnya hal ini bisa juga menjadi peluang untuk ekspor premium. "Saya minta eksportir yang beminat silahkan masuk,"ujarnya

Suwandi pun menyatakan solusi jangka pendek harga jatuh supaya segera turun ke lapangan serap gabah sebagaimana sudah dilakukan di Grobogan dan Brebes. Jangka menengah dengan turunkan losses, dryer diperkuat penggilingan naik kelas jadi semi modern dan super modern. Kemudian jangka panjang sistem logistik, distribusi dan hilirisasi diperbaiki

Mohamad Suyamto Direktur SCPP Perum Bulog mengakui adanya kendala saat ini. Ia menyebutkan bahwa gudang saat ini penuh. Penyaluran Bulog saat ini lebih untuk operasi pasar yang sifatnya tidak tentu saat harga tinggi saja. Ia berharap adanya keseimbangan hulu dan hilir.

"Mari bersama kita serap hulunya dan hilirnya juga. Kami ingin ada saluran pasti terkait hilir sehingga bisa maksimal menyerap gabah petani," kata Suyamto.

Pasar Lesu

Ketua Perpadi Sutarto Alimoeso mengakui pasar beras sedang lesu. Perpadi yang Sebagian besar penggilingan kecil umumnya juga juga mengalami kesulitan menyalurkan beras. Sutarto mengusulkan pemikiran bagaimana menyelesaikan hulu hilir secara baik dengan menyediakan anggaran lebih agar bisa revitalisasi dan menyediakan modal cukup bagi penggilingan. "Penyaluran setelah beli harus menjadi perhatian, saya piker Pemda bisa berinisiatif menyerap gabah dari penggilingan kecil," sebutnya.

Menanggapi hal ini, Karim dari Kemendag menyebutkan ketentuan harga gabah 4.200 rupiah per kilo gram (kg) dengan syarat sesuai Permendag. Kalau di bawah kualitas, maka saya kira bisa diserap dengan kebijakan standar menurut Kementan. "Menurut kami sebenarnya bisa diserap oleh Kemensos utk dioptimalkan penyalurannya dan kondisi bencana sosial efek Pandemi ini mungkin bisa dimafaatkan Kementan untuk serap beras Bulog," usul Karim.

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top