Harga di Petani Tak Menarik
Pemerintah perlu merevisi ketetapan HPP karena dinilai kurang menarik bagi petani sehingga dapat mempersulit Bulog menyerap hasil panenan lokal.
JAKARTA - Pemerintah bersama Bulog bakal kesulitan memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) dari hasil produksi lokal jika harga yang ditawarkan ke petani tak menarik. Produsen lokal cenderung menjual hasil produksinya ke pihak yang menawarkan harga lebih kompetitif.
Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi Serikat Petani Indonesia (SPI), Muhammad Qomarunnajmi, mengatakan jika cadangan beras dari hasil produksi lokal agak berat karena harga di petani sekarang sudah kisaran 7.000 rupiah per kilogram (kg) untuk gabah kering panen (GKP), sementara Harga Pembelian Pemerintah (HPP)-nya hanya 5.000 per kg.
"Semenjak ditetapkan HPP 5.000, di petani hampir belum pernah ada harga di bawah itu. Artinya, HPP harus dinaikkan," terang Qomar pada Koran Jakarta, Senin (9/10).
Pemerintah, terang Qomar, memiliki data soal berapa harga yang wajar untuk petani dari rata-rata luasan lahan petani, biaya produksi petani hingga kebutuhan hidup petani.
"Dari data itu semestinya bisa memutuskan harga yang layak untuk petani, sekaligus mengamankan cadangan beras pemerintah dan meningkatkan kemampuan pemerintah untuk mengendalikan harga pasar," tegas Qomar.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya