Hampir 40% Hutan Hujan Amazon yang Sangat Penting bagi Iklim Tidak Terlindungi
Pemandangan dari drone atas kehancuran akibat kebakaran hutan di Amazon di area Jalan Raya Trans-Amazon BR230 di Labrea, negara bagian Amazonas, Brasil, 4 September 2024.
Foto: istimewaSAO PAULO - Para ilmuwan sepakat bahwa melestarikan hutan hujan Amazon sangat penting untuk memerangi pemanasan global, tetapi data baru pada hari Rabu (11/9), menunjukkan bahwa sebagian besar hutan yang paling penting bagi iklim dunia ini masih belum terlindungi.
"Hampir 40 perseb wilayah hutan hujan Amazon yang paling penting untuk mengekang perubahan iklim belum diberikan perlindungan khusus dari pemerintah, baik sebagai cagar alam maupun cagar adat," bunyi analisis oleh lembaga nirlaba Amazon Conservation.
Dikutip dari The Straits Times, nenurut data, wilayah tersebut terletak di ujung barat daya Amazon di Peru dan ujung timur laut di Brasil, Guyana Prancis, dan Suriname.
"Bagian-bagian Amazon tersebut memiliki pohon-pohon terbesar, terpadat, dan tutupan kanopi paling berkelanjutan," kata Matt Finer, yang memimpin Proyek Pemantauan Amazon Andes atauMonitoring of the Andean Amazon Project (MAAP) dari Amazon Conservation.
Artinya, wilayah tersebut menyimpan karbon paling banyak, yang akan terlepas ke atmosfer sebagai gas rumah kaca yang menghangatkan iklim jika rusak akibat kebakaran atau penebangan.
"Ini benar-benar memberikan peta jalan keseluruhan dalam hal beberapa area dengan karbon tertinggi yang penting untuk dilindungi," kata Finer.
"Mereka benar-benar menunjukkan bagian Amazon yang paling murni yang masih tersisa."
Amazon Conservation menganalisis data baru dari perusahaan pencitraan satelit Planet yang menggunakan laser untuk mendapatkan gambaran tiga dimensi hutan dan menggabungkannya dengan model pembelajaran mesin.
Hanya vegetasi di atas tanah yang dipertimbangkan, dan bukan karbon di bawah tanah pada akar dan tanah.
Analisis MAAP menunjukkan 61 persen dari wilayah puncak karbon di Amazon dilindungi sebagai cagar alam adat atau lahan lindung lainnya, tetapi sisanya secara umum tidak memiliki penunjukan resmi.
Di Brasil, Suriname, dan Guyana Prancis, tingkat perlindungannya lebih rendah dengan hanya 51 persen area puncak karbon yang diberi label untuk pelestarian.
Peru melindungi sebagian besar wilayah kritisnya, tetapi sebagian wilayah yang tidak dilindungi telah ditetapkan sebagai kawasan penebangan.
MAAP menerbitkan analisis bulan lalu yang menunjukkan bahwa Amazon mengandung 71,5 miliar ton karbon, sekitar dua kali lipat emisi karbon dioksida global untuk tahun 2022.
Analisis tersebut menunjukkan Amazon hanya menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskannya dalam dekade menjelang 2022, sebuah sinyal positif bagi iklim dunia.
Namun hal itu masih menjadi area perdebatan sengit, dengan penelitian lain menunjukkan Amazon telah berubah menjadi sumber emisi.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- World Plastics Council and Global Plastics Alliance Minta Akhiri Polusi Plastik
- Lima Remaja Diamankan Polisi Saat Hendak Tawuran di Jakarta Barat
- Ini Peringkat 30 Eksportir Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 3 dari Belakang
- Memiliki Ide Memajukan Jakarta, Rujaks Deklarasi Dukung Ridwan Kamil – Suswono
- Terus Bertambah, Daop 7 Catat 13.489 Tiket Terpesan di Libur Natal dan Tahun Baru 2025