![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Halte Dukuh Atas Jadi Sentral Transit
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat memberikan sambutan dalam peresmian Transport Hub Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (9/7)
Foto: ANTARA/Luthfia Miranda PutriJAKARTA - Halte Dukuh Atas akan menjadi sentral (hub) transportasi yang menghubungkan enam moda transportasi. Hal ini untuk mewujudkan kawasan berorientasi transit (transit-oriented development/TOD) pelanggan transportasi publik.
"Halte Dukuh Atas merupakan proyek pilot karena di dalamnya terdapat berbagai moda transportasi," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat, saat meresmikan Transport Hub Dukuh Atas, Jakarta, Selasa. Tuhiyat menuturkan halte ini menjadi TOD untuk enam moda transportasi.
Keenamnya adalah light rail transit (LRT) Jabodebek, kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek, MRT Jakarta, Bus Transjakarta rute 1B (Palmerah-Dukuh Atas) dan rute 2P (Pasar Senen-Dukuh Atas). Kemudian, perusahaan otobus Primajasa, serta KA Bandara BNI City.
Dia berharap bila pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rampung akan mampu menghubungkan rute Manggarai menuju Dukuh Atas. Kemudian, lokasi yang berdiri di lahan Pasar Jaya ini dibangun setinggi 12 lantai. Rinciannya, lantai 1-3 untuk ritel dan makanan. Lantai 4 untuk gym. Lantai 5-7 untuk kantor dan 8 untuk perkantoran. Kemudian, lantai 9-12 untuk Hotel Artotel Group.
"Jadi, ini gedung konsep campuran untuk retail, hotel, makanan, dan UMKM," ujarnya. Mengenai tambahan rute di Halte Tansport Hub Dukuh Atas, manajemen Transjakarta sedang mengevaluasi beberapa potensi untuk bisa menambah jumlah pelanggan.
"Tinggal nanti dievaluasi setelah Transport Hub berjalan. Artinya, rute juga dinamis. Jadi kita lihat evaluasi," kata Direktur Pelayanan dan Bisnis Transjakarta, Fadly Hasan. Fadly menuturkan, dua rute rata-rata per harinya mencapai 3.500 penumpang.
MRT Jakarta selaku pelaksana pembangunan TOD Dukuh Atas menyatakan, pendanaan kegiatan dialokasikan secara konsorsium. Ini melibatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Jakarta, dan pengembang. Sedangkan nilai pembangunan kawasan totalnya sekitar 20 triliun rupiah.
Ubah Nama
Sementara itu, Transjakarta mengubah nama halte Gelora Bung Karno (GBK) menjadi Senayan Bank DKI. "Jadi, halte Gelora Bung Karno akan bernama Senayan Bank DKI," tambah Fadly Hasan.
Fadly menuturkan, pe- namaan halte Senayan Bank DKI ini merupakan sinergi antara BUMD dan Bank DKI. Tujuannya untuk menaikkan penjualan hak penamaan (naming rights) dan kesadaran merek (brand awareness).
Hak penamaan halte merupakan langkah awal dari berbagai program yang akan dijalankan Transjakarta dan Bank DKI. Selain GBK, perubahan nama halte juga diterapkan di Halte Senayan (JCC) menjadi Gerbang Pemuda. Perubahan nama halte berlaku efektif mulai per 10 Juli hari ini.
Dia menegaskan, perubahan nama halte sebagai upaya peningkatan layanan integrasi demi mendukung Jakarta kota global.
Berita Trending
- 1 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 2 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 3 Diduga Terlibat Pemerasan, AKBP Bintoro Dipecat dari Polri
- 4 Ini Lima Kunci Sukses Iklan Video di YouTube
- 5 Rencana Perpusnas Mengurangi Jam Operasional Batal
Berita Terkini
-
Sambut Valentine, Reza Arfandy Lepas Single Debut Solo Perdana Bertajuk "Perfect"
-
Pertamina Bawa UMKM Tempe Asal Sukabumi Mendunia
-
Ketua Dewan Pembina SOKSI, Bamsoet: Rapat Pleno Diperluas SOKSI Tetapkan Munas XII SOKSI Digelar 20 Mei 2025
-
Rayakan Perbedaan dan Keberagaman, Bintang Hadirkan Instalasi Imersif ‘Bintang Dunia Tanpa Syarat’
-
Patrick Kluivert Kasih Masukan untuk Jersey Terbaru Timnas Indonesia