Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 02 Jan 2025, 01:05 WIB

Gubernur Baru Mesti Tuntaskan Berbagai Masalah

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (31/12/2024).

Foto: ANTARA/Siti Nurhaliza.

JAKARTA – Gubernur baru Jakarta diingatkan untuk merampungkan berbagai masalah metropolitan yang selama ini terjadi. Masalah tersebut antara lain kemacetan, pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi metropolitan. Pesan ini disampaikan Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi.

“Sebagai kota besar Jakarta tentu memiliki masalah-masalah krusial. Ini terutama masalah kemacetan, perumahan tak layak huni, pendidian, dan perekonomian,” kata Teguh di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa. Selain itu, ada juga masalah kesehatan.

“Di luar itu, Jakarta juga mempunyai masalah banjir,” katanya. Teguh megungkapkan semua itu saat mengunjungi panggung hiburan dalam rangka menyambut Tahun Baru 2025.

Teguh mengakui seringkali menyampaikan bahwa Jakarta merupakan barometer berbagai kebijakan yang akan dilihat daerah lain. Maka, Jakarta menjadi sorotan dan etalase secara nasional maupun internasional.

Banjir bisa datang karena hujan intensif tinggi, luapan sungai, ataupun rob. Ini harus diatasi. “Tapi tak kalah krusial adalah soal kesejahteraan, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi. Semua ini harus dicarikan solusi untuk dituntaskan,” ujar Teguh.

Teguh berharap untuk pemimpin Jakarta selanjutnya bisa menyelesaikan berbagai masalah Jakarta termasuk memperbaiki sarana dan prasarana Jakarta. Lalu, Jakarta juga masih dihadapkan dengan masalah sanitasi, air bersih, Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). “Kita juga mesti membenahi kesehatan ataupun transportasi yang semakin terintegrasi,” jelasnya.

Di sisi lain, Teguh mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jakarta sudah melakukan berbagai upaya untuk menyejahterakan masyarakat. Dia mengaku sudah mencoba beberapa waktu. Ada upaya-upaya terkait masalah perumahan untuk masyarakat penghasilan rendah. Coba juga merampungkan, kesehatan yang terintegrasi.

Menurut Teguh, untuk membangun satu daerah perlu waktu lama, tidak cukup dua atau tiga bulan saja, tapi harus berkelanjutan. Teguh berharap seluruh Organisasi Perangkat Daerah terkait dapat terus membantu Jakarta untuk lebih baik ke depannya.

Soal UMKM

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup, mencoba memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Jakarta. Salah satu jalan yang ditempuh, menggagas program pemilahan sampah organik untuk budi daya manggot.

“Sampah-sampah organik itu setelah dipilah di tempat pengelolaan sampah dengan metode reduce, reuse, recycle atau TPS3R bisa untuk pembudidayaan maggot,” kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH) Diaz Hendropriyono.

Diaz menjelaskan, gagasan ini telah dibahas bersama Dinas Lingkungan Hidup Jakarta untuk mengurangi pengiriman volume sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kota Bekasi. Sampah organik yang diterima akan dipilah terlebih dulu di TPS3R kemudian dikirimkan ke pembudidaya maggot.

“Dengan memberikan sampah ke pembudidaya maggot, semoga jumlah sampah organik yang masuk ke Bantar Gebang menurun,” ujarnya. Nantinya diharapkan para pembudi daya maggot bisa mengembangkan usahanya dengan membuat produk seperti pupuk organik.

Adapun untuk mewujudkan gagasan ini, dia juga menggandeng manajemen Hotel, Restaurant dan Kafe (Horeka) untuk berpartisipasi mengelola sampah masing-masing. “Bulan Januari ini, kita coba mulai dari lingkup terkecil dari salah satu TPS3R. Kita bekerja sama dengan Horeka Jakarta,” ujarnya.

KLH menjadikan Jakarta sebagai salah satu lokus meningkatkan sistem pengelolaan sampah. Dia akan minta hotel, restoran, dan kafe, untuk mengelola sampah makanan di tempat masing-masing. Sampah Jakarta tiap tahun mencapai lebih dari tiga juta ton.

Ini didominasi sampah sisa makanan (food waste) yang mencapai hampir setengahnya. Kebanyakan food waste berasal dari rumah tangga, pasar, perkantoran, hotel, restoran, dan kafe.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Aloysius Widiyatmaka, Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.