Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Greta dan Kesadaran Merawat Bumi

Foto : Koran Jakarta/ Ones
A   A   A   Pengaturan Font

Perubahan-perubahan di atas dapat disebabkan oleh proses alamiah seperti letusan (erupsi) gunung berapi, variasi dalam intensitas matahari serta perubahan dalam pergerakan laut dan daratan yang rutin terjadi selama beberapa dekade atau bahkan beberapa abad. Namun, jangan lupa pula, sejumlah aktivitas manusia yang mengakibatkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir juga dapat mendorong iklim mengalami perubahan mencolok.

Sesungguhnya, selama lebih dari 10.000 tahun ke belakang, jumlah gas rumah kaca di atmosfir terbilang relatif stabil. Namun, kemudian, konsentrasinya mulai terus meningkat seiring dengan melonjaknya kebutuhan energi akibat proses industrialiasi, meningkatnya jumlah penduduk dan perubahan drastis dalam pola pemanfaatan tanah dan hunian.

Sebagaimana kita ketahui, gas rumah kaca di atmosfir bertindak ibarat 'selimut' yang menyerap sekaligus memancarkan radiasi panas inframerah sehingga membuat temperatur Bumi kian meningkat. Penggunaan bahan bakar fosil dan pembabatan hutan diyakini banyak kalangan sebagai faktor paling dominan bagi makin meningkatnya gas rumah kaca di atmosfir dewasa ini.

Salah satu dampak langsung dari adanya perubahan iklim adalah Bumi yang yang kita huni menjadi semakin panas selama 150 tahun terakhir ini. Kerenanya, sementara kalangan sering mengidentikkan fenomena perubahan iklim ini dengan fenomena pemanasan global.

Bersamaan dengan makin memanasnya Bumi, permukaan laut meningkat, zona klimatik mengalami pergeseran serta laut menjadi semakin asam, sementara tingkat curah hujan meninggi di sejumlah kawasan yang menyebabkan intensitas hujan kian meningkat di beberapa belahan dunia.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top