Gila! Pemimpin Aliran Sesat Ini Menyuruh Pengikutnya Memakan Kotorannya Hingga Ditemukan 11 Mayat di Area Padepokan
Foto : The Independent
Kondisi Thawee Saat Digelandang Polisi
Thawee Nanra (75) pemimpin aliran sesat di Thailand ditangkap polisi usai penemuan 11 mayat disekitar Area Padepokan miliknya di hutan Tambon Dong Klang, distrik Khon San Chaiyaphum. Tak hanya itu, ia diduga meminta pengikutnya untuk memakan kotorannya, termasuk kotoran, lendir dan ketombe dengan dalih dapat menyembuhkan penyakit.
Para pengikut Thawee Nanra berteriak saat dirinya digelandang masuk ke mobil polisi. Kondisi Thawee saat penangkapan hanya bertelanjang dada dengan rambut gondrong yang penuh dengan uban.
Para pengikut Thawee Nanra berteriak saat dirinya digelandang masuk ke mobil polisi. Kondisi Thawee saat penangkapan hanya bertelanjang dada dengan rambut gondrong yang penuh dengan uban.
Polisi menyakini bahwa 11 mayat tanpa diidentitas tersebut merupakan mayat para pengikutnya.
"Thawee setidaknya memiliki puluhan pengikut yang tinggal bersamanya dan peti mati berisi mayat berserakan di sekitar rumah," ujar Gubernur Provinsi Kraisorn Kongchalad.
"Thawee setidaknya memiliki puluhan pengikut yang tinggal bersamanya dan peti mati berisi mayat berserakan di sekitar rumah," ujar Gubernur Provinsi Kraisorn Kongchalad.
Kraisorn terkejut mengetahui praktik seperti itu masih berlangsung di zaman modern.
"Sangat mengganggu melihat ada orang yang percaya takhayul seperti itu," katanya.
Meskipun penduduk Thailand sebagian besar beragama Budha, banyak orang menganut kepercayaan di luar agama tersebut, termasuk pemujaan terhadap roh leluhur. Thawee telah ditahan di Kantor Polisi Khon San sementara puluhan pengikutnya berkemah di luar, menunggu pembebasannya.
"Sangat mengganggu melihat ada orang yang percaya takhayul seperti itu," katanya.
Meskipun penduduk Thailand sebagian besar beragama Budha, banyak orang menganut kepercayaan di luar agama tersebut, termasuk pemujaan terhadap roh leluhur. Thawee telah ditahan di Kantor Polisi Khon San sementara puluhan pengikutnya berkemah di luar, menunggu pembebasannya.
Pihak berwajib meyakini bahwa kelompok Thawee Nanra sudah ada selama lebih dari 4 tahun tanpa ada yang menyadarinya, karena lokasi rumah pemimpin yang juga sekaligus dijadikan padepokan berada di kawasan hutan terpencil, jauh dari komunitas lain.
Editor : Fiter Bagus
Penulis : Padnya Meisra Diliana
Komentar
()Muat lainnya