Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Musik Folk

Genre Syahdu Idola Musisi Indie

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menghabiskan secangkir kopi adalah cara terbaik menikmati senja bagi banyak orang. Di tambah alunan musik bergenre folk. Sebuah genre musik yang sangat identik dengan musisi indie. Lirik yang puitis - mendayu sendu dirasa menjadi jalan keluar untuk mereka yang sulit mengutarakan cerita hidupnya.

Minat pendengar musik indie makin digemari sampai saat ini. Sebut saja beberapa musisi Tanah Air diantaranya Tigapagi, Adhitia Sofyan, Amigdala dan Nosstress.

Karakter suara yang deep membuat setiap lagu yang dilantunkan menjadi nyaman dinikmati.

Perpaduan unsur gitar akustik dan lirik-lirik yang menyentil menjadi eksperimen dan inovasi musik terbaru yang ada di Indonesia. Di Indonesia, indie folk tumbuh di berbagai kota dan daerah. Penyampaian yang indah dan sederhana serta tak selalu menceritakan tentang kebahagiaan mengantarkan salah satu musisi, Amigdala, dengan lagunya Ku Kira Kau Rumah sukses meraih perhatian penikmat musik indie.

Tak hanya musik saja, didukung dengan video artistik menjadi sulit untuk tidak memberi apresiasi terhadap beberapa karya para musisi Tanah Air tadi.

Pada situasi yang berbeda,antusiasme pengguna internet pada era digital saat ini makin diminati para konten kreator ataupun musisi dalam menghasilkan suatu karya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pendengar musik yang lebih memilih untuk mendengar suatu lagu melalui platfom digital.

Menurut vokalis Band Barasuara, Iga Massardi adanya aplikasi musik digital, para musisi makin cepat, mudah dan murah dalam menyebarkan karyanya ke pendengar di mana pun. Terutama dalam segi promosi lagu dan album baru, pendengar atau penikmat musik bisa lebih cepat mendapatkan lagu terbaru dari Barasuara dalam hitungan jam, bahkan menit.

Selain digital platform, media sosial juga menjadi sasaran utama dalam penyebaran suatu karya karena konsumsi masyarakat terhadap digital memang besar sehingga mendengarkan musik melalui digital platform dianggap lebih mudah dan efektif. pur/R-1

Merayakan Kesedihan dengan Karya

Perasaan sedih dan hal-hal yang membebani adalah bentuk dari reaksi alami yang dirasakan setiap manusia. Stigma seperti ini sering muncul pada saat sesorang mengalami beban perasaan. Namun, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi hal tersebut.

Representasi perasaan yang muncul pun dipertimbangkan melalui cara masing-masing individu. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya karya yang dibuat berdasarkan isi hati. Seperti penulis yang menerbitkan karyanya dalam bentuk novel atau buku motivasi. Begitu pula dengan banyaknya musisi bertalenta yang melahirkan karya musik berdasarkan perasaan yang mereka alami. Hal ini justru dianggap menjadi sesuatu yang menarik karena karya-karya yang dibuat dengan isi hati adalah kejujuran yang mewakili perasaan banyak orang.

Sebut saja Tulus, Fiersa Besari, Afgan dan Adhitia Sofyan. Untuk nama terakhir, pria kelahiran Bandung 1977 ini mengaku dirinya memang memiliki kecenderungan perasaan yang mudah sendu sejak kecil.

"Personality yang saya miliki ya memang personality sedih. Hal ini terjadi sejak saya masih dalam kandungan," ungkap Adhitia.

Berkarir sebagai seniman selama kurang lebih 10 tahun, namanya banyak dikenal sebagai musisi lagu-lagu sendu. Beberapa lagunya yang hits seperti Adelaide Sky, Memilihmu dan Sesuatu di Yogya sukses diterima para penikmat musik Tanah Air. Menciptakan lagu yang memotivasi sudah pernah ia lakukan, namun respon yang didapat tidak sama saat dirinya menciptakan lagu bernuansa galau.

"Ya bisa dibilang saya termasuk musisi yang dalam pembuatan karya musik ketika itu juga saya sedang merasakan suatu perasaan sendu atau memang karena tenggat waktu yang sudah ditentukan atau dealine," ujarnya.

Walau bukan terlahir dari keluarga musisi, jiwa musik yang mengalir dalam dirinya tak luput dari peran Ibu yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengajar organ dan Ayah yang memang penikmat musik sejak dulu.

Adhitia Sofyan pernah disebut-sebut sebagai musisi kamar, karena memang keunikannya dalam merekam hampir semua lagu di dalam kamar yang ia jadikan studio bersama beberapa teman-teman. Namun kualitas karyanya tidak bisa dibilang main-main, karena lagu yang dihasilkan mendapat pengakuan dari para penikmat musik Indonesia. pur/R-1

Memaknai Kesuksesan

Sukses tentu sangat diimpikan setiap orang. Namun, kesuksesan sebagai musisi menurut Adhitia Sofyan adalah ketika dirinya ada di dalam jajaran penyanyi seperti Iwan Fals, Kunto Aji atau Glenn Fredly.

"Sukses bagi saya adalah ketika sesorang ditanya siapa 5 penyanyi sukses Indonesia dan nama saya ada di dalam deretan 5 penyanyi tadi," tukasnya.

Di tengah kemunculan musisi-musisi baru dengan bakat yang bagus, sebenarnya menjadi kecemasan bagi dirinya, namun ia mengatakan kecemasan tersebut justru menjadi pemicu untuk menciptakan karya-karya terbaru yang dapat diterima penikmat musik Tanah Air.

Dengan kesuksesan yang diraihnya saat ini, tidak menjadikan perasaan tersebut menjadi beban olehnya, yang lebih memilih dikenal sebagai musisi daripada desainer grafis.

Menekuni dua hal berbeda, ternyata tak begitu menyulitkan bagi Adhitia Sofyan. Di dunia musik, ia kerap beberapa kali menerima penghargaan seperti Favorite Singer- Songwriter dan Favorite Solo Artist.

Teknologi yang bergerak di bidang musik pun semakin berinovasi dengan munculnya digital platform yang saat ini menjadi media paling menjanjikan bagi para musisi dalam mendemonstrasikan karya yang mereka miliki. Karena mengeluarkan album dalam bentuk CD atau kaset kurang diminati di zaman sekarang dan dianggap hanya sebagai souvenir atau kenang-kenangan saja oleh beberapa orang.

"Untuk meningkatkan kepercayaan diri agar tetap pada jalur industri musik tidak lain adalah terus merasa cemas agar terpacu untuk menghasilkan karya-karya terbaru," tutupnya. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top