Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gempa 7,8 SR Resmi Jadi yang Paling Mematikan dalam Sejarah Turki

Foto : AP/Bernat Armangue

Sebuah ekskavator bekerja di antara puing-puing bangunan yang runtuh saat terjadi gempa di Antakya, tenggara Turki, Selasa (14/2).

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (14/2) mengumumkan lebih dari 35.000 orang tewas di Turki akibat gempa berkekuatan 7,8 telah mencapai akibat gempa bumi yang terjadi pekan lalu. Angka ini menjadikannya sebagai bencana paling mematikan sejak negara itu berdiri 100 tahun lalu.

Tak berhenti sampai disitu, jumlah korban tewas dilaporkan akan terus meningkat seiring masih berjalannya proses penyelamatan.

Melansir The Associated Press, diketahui jumlah korban tewas yang dikonfirmasi di Turki melewati tercatat lebih besar dari gempa dahsyat Erzincan pada tahun 1939 yang menewaskan sekitar 33.000 orang.

Pada kesempatan yang sama, Erdogan mengatakan 105.505 terluka akibat gempa yang berpusat di sekitar Kahramanmaras. Erdogan yang menyebut gempa itu sebagai "bencana abad ini," mengatakan lebih dari 13.000 orang masih dirawat di rumah sakit.

Banyak dari puluhan ribu korban selamat yang kehilangan tempat tinggal masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti mencari perlindungan dari cuaca dingin yang kini tengah menyelimuti Turki.

Di Suriah, hampir 3.700 kematian telah dikonfirmasi. Alhasil, jumlah korban gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2) secara keseluruhan mencapai lebih dari 39.000.

Jumlah korban tewas di kedua negara dipastikan akan meningkat karena tim pencari berhasil menemukan lebih banyak mayat dengan kesempatan untuk menemukan korban selamat telah ditutup.

Berbicara di Ankara setelah rapat Kabinet selama lima jam yang diadakan di markas besar badan bencana AFAD, Erdogan mengatakan 47.000 bangunan, yang berisi 211.000 tempat tinggal, telah hancur atau rusak parah sehingga perlu dibongkar.

"Kami akan melanjutkan pekerjaan kami sampai warga terakhir kami keluar dari bangunan yang hancur," kata Erdogan tentang upaya penyelamatan yang sedang berlangsung.

Sebagian besar sistem air di wilayah yang dilanda gempa tidak berfungsi. Menteri Kesehatan Turki mengatakan sampel dari puluhan titik sistem menunjukkan air tidak layak untuk diminum.

Banyak orang di Turki menyalahkan konstruksi atas besarnya kehancuran yang terjadi akibat gempa tersebut. Hingga kini, pihak berwenang terus menargetkan kontraktor yang diduga terkait dengan bangunan yang runtuh.

Sebagai informasi, Turki telah memperkenalkan aturan konstruksi yang memenuhi standar rekayasa gempa, tetapi para ahli mengatakan aturan tersebut jarang ditegakkan.

Erdogan mengumumkan bahwa pemerintah berencana untuk memulai pembangunan 30.000 rumah pada bulan Maret.

"Tujuan kami adalah menyelesaikan pembangunan gedung yang berkualitas tinggi dan aman dalam setahun untuk memenuhi kebutuhan perumahan di seluruh zona gempa," katanya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top