Gelar Sarasehan, Satupena Ingin Ada Kemerdekaan Literasi di Segala Bidang
Sarasehan bertema Kemerdekaan Literasi yang diselenggarakan perhimpunan penulis Satupena, di Jakarta Jumat (25/6) sore.
Yang Penting Menulis
Prof Albertine mengungkapkan bagaiamana situasi sulit saat ini bagi penulis. Untuk menerbitkan buku saja, kita harus ikut memberi sejumlah buku, artinya harus ikut membantu penerbit yang memang mengalami kesulitan untuk biaya cetak dan pemasaran. Belum lagi royalty yang rendah yang kemudian tak dipikirkan lagi soal ini.
"Ada lho istilah yang kita suruh milih, bukunya dibajak atau tidak laku . Akhirnya saya berketetapan, yang penting nulis, demi untuk ikut mencerdaskan masyarakat," ujar guru besar yang pernah menjadi Dekan di Fakultas Sastra Universitas Dharma Persada (2004-2011) dan kini tetap mengajar di sana serta di Kajian Wilayah Amerika UI ini.
Namun persoalan mendasar, menurut Albertine, saat ini harus dibangkitkan semangat ke-Indonesia-an melalui literasi. Menurutnya perlunya menerapkan budaya dan watak ke-Indonesiaan di tengah arus perubahan yang begitu dahsyat. "Kita boleh mempelajari budaya bangsa manapun, tapi sebaiknya budaya dan nilai ke-Indonesiaan yang sudah baik ini harus dijaga dan diterapkan," katanya.
Dalam kaitan tema Kemerdekaan Literasi, Prof Azyumardi menjelaskan dua hal utama. Pertama, kemerdekaan dari kebodohan secara keseluruhan. Ini harus dilakukan bersama, sebab masih sangat banyak masyarakat di sekitar kita, apalagi yang jauh dari Ibu Kota, yang perlu intervensi literasi agar mereka bisa terbuka dan melek literasi sehingga terjadi perubahan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya