Gelar Sarasehan, Satupena Ingin Ada Kemerdekaan Literasi di Segala Bidang
Sarasehan bertema Kemerdekaan Literasi yang diselenggarakan perhimpunan penulis Satupena, di Jakarta Jumat (25/6) sore.
Ketua Yayasan Warna-warni, Krisnina Akbar Tandjung yang akrab disapa Nina Akbar mengungkapkan, menjadi penulis adalah pengabdian dan memang tidak bisa berharap banyak dari sisi ekonomi, khususnya dari royalty dan penjualan buku. "Yang penting, bagaimana menjadikan buku sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat. Kalau sudah begitu, kebiasaan membaca otomatis terbangun dan kecedasan masyarakat meningkat," katanya.
Penulis sejumlah buku, di antaranya Jejak Gula dan House of Solo ini sudah sejak lama bergerak dalam dunia literasi dengan menginisiasi berbagai kegiatan, seperti yang dilakukan di "Rumah Budaya Kratonan" miliknya yang mempunyai program mencintai sejarah melalui bangunan kuno.
Rumah tradisional Jawa yang terletak di Jalan Manduro No. 6, Kartotiyasan, Kratonan, Serengan, Solo itu sudah menghasilkan ratusan alumni yang mengikuti kegiatan literasi dalam bentuk penulisan karya sesuai pengamatan para pelajar atas berbagai unsur sejarah dan budaya.
Sebagai anggota Satupena, Nina Akbar mengakui organisasi ini sangat bermanfaat bagi para penulis, baik sebagai forum silaturahmi maupun upaya memperjuangkan nasib para penulis.
"Karena itu saya berkeinginan agar setiap minggu ada diskusi buku baru karya anggota Satupena via webinar. Juga saya usul ada program di radio yang setiap pekan ada diskusi buku baru. Radio mana? Terserah Satupena menjalin kerja sama. Asyiik lho mendengar pembahasan buku di radio," ungkap Nina.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya