Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gejala Insomnia Kronis dan Cara Mengatasinya

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Lebih lanjut, kata Gurubhagavatula, terkadang insomnia tak kunjung sembuh hingga menjadi kronis jika berlangsung selama tiga bulan atau lebih, dan terjadi setidaknya tiga kali seminggu. Menurutnya, seseorang juga dapat mengalami insomnia kronis jika serangan sulit tidur ini berlangsung kurang dari tiga bulan, tetapi terus berulang dalam jangka waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

"(Seseorang bahkan dapat mengalami insomnia kronis jika mereka) mengonsumsi obat secara kronis untuk tertidur dan merasa tidak bisa tidur tanpa bantuan obat tidur," ucapnya.

Jenis insomnia ini biasanya memengaruhi banyak area dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Menurut Gurubhagavatula, lebih dari sekadar kesulitan untuk tidur, orang yang mengalami insomnia kronis mungkin mengalami hal-hal seperti, tidak puas dengan kualitas tidurnya, merasa tidak cukup tidur, mengalami kecemasan tentang tidur, mengalami kelelahan di siang hari, sakit kepala, mudah tersinggung, pegal dan mual, serta tertidur saat mengemudi.

Sementara itu, psikolog klinis dan ahli gangguan tidur di South Psychology di Colorado, Nathan Baumann mengatakan bahwa stres, kecemasan, dan kekhawatiran sebenarnya dapat berperan dalam mengganggu ritme sirkadian seseorang, yang menjelaskan hubungannya dengan insomnia.

"Salah satu komponen penting dari tidur adalah ritme sirkadian kita, yang merupakan siklus energi dan istirahat yang dialami tubuh kita setiap hari. Ketika terganggu, hal itu dapat menyebabkan gangguan jangka panjang," ujar Baumann
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top