Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Geger! Bukan Satu, Tiongkok Disebut Butuh 6 Kapal Induk untuk Mengawasi Daerah Sengketa Ini

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Tiongkok disebut membutuhkan enam hingga tujuh kapal induk untuk mengawasi Laut China Selatan dan mungkin Samudra Hindia. Wang Hongliang, peneliti asosiasi di Pusat Penelitian Strategis Nasional Universitas Jiao Tong Shanghai, menyarankan Tiongkok untuk memiliki setidaknya dua kapal induk untuk masing-masing dari tiga armada angkatan laut dan satu kapal induk untuk ditempatkan di Samudera Hindia.

"Jika kita cukup berani memprediksinya, apakah mungkin untuk mempertahankan kekuatan angkatan laut permanen di Samudera Hindia di masa depan untuk lebih efektif melindungi jalur perdagangan terpenting China? Kemudian armada ini, jauh dari pelabuhan asal, mungkin membutuhkan kapal induk juga," tulisnya di The Paper.cn, situs web berita yang berbasis di Shanghai, seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP).

Sebagai informasi, Angkatan Laut Tiongkok dibagi menjadi tiga armada, yakni Armada Laut Utara, meliputi Laut Kuning dan semenanjung Korea; Armada Laut Timur, bertanggung jawab atas wilayah yang mencakup Taiwan; dan Armada Laut Selatan. Sedangkan untuk kapal laut, diketahui Tiongkok telah meluncurkan kapal induk ketiganya yang disebut sebagai Fujian. Wang sendiri memperkirakan Fujian mungkin akan dikerahkan ke Armada Laut Timur dan memainkan peranan penting apabila terjadi konflik di Selat Taiwan.

Selain Fujian, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memiliki Liaoning yang merupakan bekas kapal induk kelas Kuznetzov Soviet yang dibeli dari Ukraina dan kapal induk Shandong. Dikutip dari SCMP, Liaoning, secara resmi disebut sebagai "platform pelatihan", di pelabuhan asal Armada Laut Utara, sedangkan Shandong ditugaskan ke Laut Selatan.

Wang juga menyoroti pentingnya menggunakan kapal induk untuk mengendalikan Laut China Selatan yang disengketakan, di mana klaim China meluas lebih dari 2.000 kilometer dari garis pantainya. Walaupun Beijing telah membangun telah membangun pangkalan di beberapa pulau dan pulau buatan di daerah itu, Wang meyakini hal itu tidak cukup karena risiko keterlibatan militer Amerika Serikat (AS).

"Situasi keamanan yang kompleks di Laut China Selatan dan jarak yang jauh dari garis pantai daratan membutuhkan benteng bandara terapung yang dapat dikerahkan ke wilayah laut yang relevan kapan saja. Memperlengkapi Armada Laut Selatan dengan kapal induk akan mengisi celah terakhir yang tersisa dari sistem pertahanan pulau di Laut China Selatan," tulis Wang.

Karenanya, Wang mengatakan Tiongkok membutuhkan enam atau tujuh kapal induk untuk memungkinkan angkatan laut "multitask" dan melakukan misi "intensitas tinggi". Wang menyebut Fujian, yang dilengkapi dengan ketapel elektromagnetik canggih, akan berfungsi sebagai fondasi untuk pembangunan setidaknya dua kapal induk lagi. Namun, Fujian disebut akan memiliki peningkatan yang signifikan apabila mengganti sistem tenaga dengan reaktor nuklir dan menambahkan ketapel peluncuran lain, serta satu atau dua elevator untuk operasi pesawat.T

ak hanya itu, Wang seperti yang dikutip SCMP, menuturkan kapal serbu amfibi Tipe 075 Tiongkok yang kini berfungsi sebagai dok pendaratan helikopter dapat diubah menjadi kapal induk ringan. Ia juga memperingatkan bahwa dengan kecepatan konstruksi saat ini, negara itu tidak akan mendapatkan kapal induk keenamnya sampai paling cepat 2037, saat Liaoning akan berusia 49 tahun.

"Untuk negara mana pun, proyek strategis seperti pembangunan kapal induk tidak hanya perlu mempertimbangkan kapasitas industri, tingkat teknis, dan kebutuhan operasionalnya, tetapi juga terkait langsung dengan kemampuan negara dan kemauan untuk membuat keputusan administratif," kata Wang.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top