Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gawat! Semoga Tidak Terjadi di Indonesia, Separuh Wilayah Amerika Serikat Alami Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Subvarian Omicron BA.2

Foto : Xinhua

Ilustrasi Tes Covid-19 di Amerika Serikat

A   A   A   Pengaturan Font

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) merilis dara perkembangan kasus Covid-19 di AS. Menurut data tersebut, kasus Covid-19 dilaporkan meningkat di lebih dari separuh negara bagian di AS karena subvarian Omicron BA.2.

Dilansir dari Xinhua, seperti diberitakan Antara, Data CDC menunjukkan saat ini AS melaporkan rata-rata sekitar 35.000 infeksi baru setiap harinya, naik 19 persen dari pekan sebelumnya dan 42 persen dari dua pekan sebelumnya. Sementara itu, sekitar 370 kematian baru dan 1.400 kasus rawat inap baru dilaporkan di seluruh negeri setiap hari.

Sejumlah pakar mengatakan jumlah kasus resmi mungkin "tidak mencakup seluruhnya" karena banyak hasil tes di rumah belum dilaporkan ke badan kesehatan negara bagian atau federal. Sejauh ini, tercatat hampir 1 juta orang di AS meninggal dunia karena Covid-19.

CDC mengungkapkan, pengidap kondisi jantung lebih cenderung menderita sakit parah akibat Covid-19. Sedangkan, penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab utama kematian di negara tersebut.

Penasihat Covid-19 Gedung Putih Ashish Jha pada Minggu (17/4) mengatakan, vaksin Covid-19 masih "bertahan" melawan virus, menambahkan bahwa masih harus dilihat lebih lanjut apakah BA.2 akan menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian dan subvarian sebelumnya.

Penelitian awal mengindikasikan bahwa subvarian BA.2 dinilai sekitar 30 persen lebih menular daripada galur (strain) Omicron asli BA.1.

Jha menjelaskan, warga Amerika berusia di atas 60 tahun harus mendapatkan suntikan penguat (booster) kedua vaksin virus corona. Ini berdasarkan data baru yang "cukup meyakinkan" dari Israel yang menunjukkan bahwa suntikan keempat secara signifikan mengurangi jumlah infeksi dan kematian di kalangan lanjut usia di negara tersebut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS pada 29 Maret lalu mengizinkan pemberian suntikan booster kedua dari vaksin virus corona Pfizer-BioNTech dan Moderna bagi semua orang berusia 50 tahun ke atas.

Menurut data CDC, tercatat sekitar 218 juta orang, atau 65,9 persen dari total populasi di AS per Senin (18/4).

Sejak November lalu, booster Covid-19 telah mendapat izin di AS untuk diberikan kepada orang dewasa, namun data CDC menunjukkan bahwa kurang dari 50 persen orang Amerika yang memenuhi syarat telah menerima booster pertama mereka.

Para pakar mengatakan virus corona telah berubah dari waktu ke waktu. Vaksin mungkin tidak mampu mencegah semua infeksi, namun masih tetap melindungi dari konsekuensi terburuk penyakit ini.

Para pakar juga mengingatkan, mengendurkan langkah-langkah pencegahan Covid-19, seperti mandat pemakaian masker dan persyaratan vaksin terlalu dini dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang terus berlanjut dan juga risiko yang lebih tinggi bagi publik.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top