Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gawat! PBNU Tiba-tiba Desak RI Bangun Langkah Diplomatik dengan Pemerintah Tiongkok Terkait Etnis Uighur, Ada Apa?

Foto : BBC International

Ilustrasi muslim Uighur di XInjiang, Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengimbau untuk menempuh langkah diplomatik dan politik dalam menyelesaikan masalah minoritas Muslim Uighur di Xinjiang, Tiongkok.

Ia menilai langkah diplomatik akan lebih membuahkan hasil, dari sekedar mengecam pemerintah Tiongkok atas sikap mereka ke Muslim Uighur.

Imbauan itu disampaikannya menyusul temuan Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Hak Asasi Manusia (OHCHR) terkait dugaan pelanggaran HAM oleh pemerintah Tiongkok ke etnis Muslim Uighur.

"Kita harus cari cara diplomatik, cara politik yang sebaik-baiknya supaya ada penyelesaian masalah. Maka saya tolak ikut-ikutan sekadar mengecam pemerintah China, enggak boleh anda begitu. Ya kita harus bicara," kata Yahya dalam konferensi pers rencana acara Religion Forum 20 atau R20, pada Rabu (7/9).

Yahya pun tak ingin masalah pelanggaran HAM ke etnis Muslim Uighur, ditangani dengan cara yang sama ketika menangani konflik di Palestina.

"Jangan sampai ada Palestina baru di China. Nanti kita cuma teriak-teriak 'anti China, anti China, tolong Uighur, kumpulkan bantuan ke Uighur', kayak Palestina itu, enggak boleh begitu," kata dia.

"Sekarang kita tahu bahwa bisnis bantuan Palestina sudah jadi industri internasional yang besar, kita enggak boleh bangun industri bantuan untuk Uighur itu," tambahnya.

Namun, Yahya menegaskan tak ingin sikapnya memperkeruh masalah dengan memicu konflik baru. Ia lantas berharap pihak terkait dapat berbicara dan berdialog dengan pemerintah Tiongkok terhadap permasalahan tersebut.

Yahya juga tak ingin ikut-ikutan mendorong munculnya separatisme di Tiongkok terkait persoalan ini. Oleh karenanya, ia memandang perlu jalan keluar yang konstruktif menyelesaikan masalah etnis Muslim Uighur tersebut.

Ia pun menilai membangun dialog dengan pemerintah Tiongkok lebih ideal agar lebih memahami terkait kepentingan mereka soal Uighur.

"Kita harus cari cara konstruktif dan realistis untuk cari jalan keluar dari masalah-masalah ini," kata dia.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top