Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gawat Makin Memanas, Rusia Bisa Serang Amerika Serikat dengan Serangan Siber

Foto : ANTARA/Reuters/Evelyn Hockstein

Arsip - Presiden AS Joe Biden menghadiri pertemuan Dewan Atlantik Utara selama pertemuan puncak NATO untuk membahas invasi Rusia ke Ukraina, di markas NATO di Brussels, Belgia, 24 Maret 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

Washington DC - Sanksi Barat yang cepat dan terpadu untuk menghukum Rusia karena serangannya yang dianggap tidak beralasan terhadap Ukraina. membuat sistem keuangan Rusia hancur. Kemaraha kepada Washington karena memelopori tanggapan terpadu dan memasok senjata ke Ukraina, menimbulkan kecemasan beberapa pihak bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin akan membalas AS dengan perang siber.

Seperti dikutip dari VoA, mantan Ketua Komisi Solarium Cyberspace, Mike Gallagher mengatakan, "Jika situasinya meningkat lebih jauh, saya pikir kita akan melihat serangan siber Rusia terhadap infrastruktur penting kita."

Kecemasan Gallagher juga dirasakan oleh para pakar lainnya.

Seberapa siapkah Amerika untuk kemungkinan perang dalam dunia maya yang bisa menghancurkan itu? Jawabannya, rumit.

Seorang pengusaha dan penyusun kode kelahiran Prancis yang sukses, Nicolas Chaillan bergabung dengan pemerintah AS tahun 2016 untuk membantu melawan kejahatan dunia maya di tingkat internasional. Sejak itu, ia semakin kecewa dengan kemampuan pemerintah untuk melindungi sistem sibernya.

Situasi di sebagian perusahaan swasta yang mendukung infrastruktur penting Amerika tidak lebih baik, katanya.

"Jadi, akhirnya Anda lihat banyak perusahaan membuat sistem itu dapat diakses dari internet, karena mereka tidak memiliki cukup ahli untuk mengelala secara lokal. Jadi, mereka harus mengirim orang dari jarak jauh, secara virtual untuk pergi dan menghubungkan sistem itu. Tetapi cara seperti itu secara efektif membuka peluang bagi risiko di dunia maya yang besar," ujar Chaillan.

Chaillan mengingatkan serangan siber tahun 2021 di Colonial Pipeline, sebuah sistem transfer bahan bakar Amerika yang menyebabkan separuh Pantai Timur AS tanpa gas, sehingga memengaruhi kehidupan jutaan orang selama berhari-hari.

Chaillan menambahkan, sangat mungkin bahwa musuh geopolitik AS telah menanamkan alat siber ke dalam sistem Amerika - alat yang pada masa depan bisa diaktifkan pada saat kritis.

Pakar lain mengatakan bahwa dampak serangan siber semacam itu, bahkan yang bersifat luas, masih akan terbatas baik dari segi geografi maupun sektor infrastruktur yang terdampak.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden sudah setuju untuk menyediakan Ukraina sistem roket canggih yang bisa secara tepat menghantam target-target jarak jauh milik Rusia.

Sistem roket tersebut merupakan bagian dari paket persenjataan senilai 700 juta dolar AS (sekitar Rp10,19 triliun), yang diperkirakan akan diumumkan pada Rabu.

Amerika Serikat, kata para pejabat tinggi AS, menyediakan bagi Ukraina sistem roket artileri dengan mobilitas tinggi, yang bisa mengenai target sejauh 80 kilometer secara akurat.

Kesediaan itu, kata mereka, diambil setelah Ukraina memberi "jaminan" bahwa negara tersebut tidak akan menggunakan rudal-rudal itu untuk melancarkan serangan di dalam Rusia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top