Gawat dan Berbahaya! Rusia Gunakan Bom Tandan yang Terkenal Mematikan Hingga Dikecam Amnesty International
Pola spalling akibat dampak bom cluster, terlihat di lingkungan perumahan Kharkiv
Foto: BBC News/Joel GunterBaru-baru ini Amnesty International menemukan bukti mengejutkan bahwa pasukan Rusia diketahui menggunakan bom tandan 9N210 dan 9N235 serta ranjau darat. Amunisi tersebut dipakai Rusia untuk menggempur kota Kharkiv di Ukraina Timur Laut. Dilaporkan juga ratusan warga sipil terbunuh akibat penggunaan bom ini yang seharusnya dilarang berdasarkan konvensi internasional.
Menurut laporan dari BBC News saat mengunjungi lima lokasi di lingkungan perumahan di Kharkiv dan menemukan bukti efek spalling simetris yang khas terkait dengan munisi tandan.
Bom tandan akan meledak di udara dan melepaskan puluhan granat yang siap menyebar tanpa pandang bulu di area yang luas, berpotensi membahayakan warga sipil. Lebih dari 120 negara telah menandatangani perjanjian yang melarang penggunaan senjata tersebut.
Di lokasi satu serangan bom tandan di Kharkiv, di sekitar perumahan dan taman bermain di lingkungan Industrialnyi, efek spalling terlihat di sekitar tiga benturan terpisah di tiga sisi taman bermain.
Salah satu korban bom tandan adalah sepasang suami-istri bernama Ivan Litvynyenko dan Oksana. Istri Ivan Litvynyenko bahkan meninggal dunia.
Litvynyenko (40) mengatakan bahwa saat itu mereka berdua sedang berjalan melalui taman bermain dengan putri mereka yang berusia lima tahun ketika amunisi itu mengenai keluarga kecilnya.
"Tiba-tiba saya melihat kilatan dan saya mendengar ledakan pertama, Saya meraih putri saya dan menekannya ke pohon. Istri saya berada sekitar lima meter dan dia terhempas begitu saja, " kata Litvynyenko.
Istrinya terkena pecahan peluru yang menembus hingga ke punggung, dada, dan perutnya, menusuk paru-parunya dan merusak tulang punggungnya. Ia sempat mendapat perawatan intensif selama dua bulan, sampai Minggu kemarin, istrinya dinyatakan meninggal kunia karena komplikasi dari luka dan diabetesnya.
"Dokter mengoperasinya beberapa kali tetapi tubuhnya tidak dapat bertahan," kata Litvynyenko.
Menggambarkan serangan itu, Litvynyenko mengatakan ia melihat serangkaian ledakan, banyak bom jatuh satu demi satu.
Tetiana Ahayeva, seorang perawat berusia 53 tahun, sedang berdiri di depan gedungnya ketika amunisi itu mengenai dirinya.
"Tiba-tiba ada suara seperti petasan di mana-mana, banyak sekali, di mana-mana," katanya kepada Amnesty International.
"Kami jatuh ke tanah dan mencoba mencari perlindungan. Putra tetangga kami, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun bernama Artem Shevchenko, tewas di tempat. Dia memiliki lubang selebar 1 cm di dadanya. Ayahnya mengalami patah pinggul dan luka pecahan peluru di kakinya," ungkapnya.
Amnesty International telah melakukan penelitian lapangan selama 2 minggu. Mereka menyelidiki 41 serangan di Kharkiv di mana setidaknya 62 warga sipil tewas dan 196 terluka. Mereka menemukan bukti munisi tandan dan roket terarah yang membunuh orang-orang yang sedang berbelanja, mengantre untuk mendapatkan bantuan makanan, atau sekadar berjalan-jalan.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Padnya Meisra Diliana
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Ayo Dukung Penguatan EBT, Irena Jadikan Asean sebagai Prioritas Percepatan Transisi Energi
- 3 Mulai 23 Januari, Film '1 Kakak 7 Ponakan' Tayang di Bioskop
- 4 Cegah Penularan, Pemprov Jatim Salurkan 7.000 Dosis Vaksin PMK ke Pacitan
- 5 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
Berita Terkini
- Tayang 23 Januari, Ini Sinopsis dan Sederet Pemain Film "Sebelum Tujuh Hari"
- Mulai 22 Januari, Pemprov DKI Sediakan Pangan Bersubsidi bagi Warga Tertentu
- Pemkab: Lahan pertanian Jayawijaya capai 112 hektare melebihi target
- Demi Kesejahteraan Rakyat, Dua BUMD Jatim Jadi Perseroda
- BRIN sebut pengembangan PLTS Danau Singkarak perhatikan pariwisata