Gas Bumi Berperan Penting sebagai Jembatan Transisi Energi
Ilustrasi - Petugas berjalan di areal stasiun gas R/S sektor 01 (Balkondes) saat perawatan rutin di Desa Wisata Berkelanjutan Karangrejo, Borobudur, Magelang , Jawa Tengah, Rabu (2/11/2022).
JAKARTA - Komoditas gas bumi dinilai akan memiliki peran penting hingga beberapa waktu mendatang menjadi jembatan dalam proses transisi dari energi fosil ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT), mengingat saat ini gas bumi dalam bauran energi primer baru 19,3 persen dan diproyeksikan terus meningkat.
Melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah memproyeksikan porsi gas bumi dalam bauran energi primer Indonesia pada 2050 mencapai 24 persen atau terbesar kedua setelah EBT.
Pengamat migas dari Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/11), menyebutkan penemuan cadangan migas Indonesia periode 2020-2021 didominasi gas bumi, seperti Bronang-02, West Belut, Parang-02, Rembang-3B, dan Wolai-02.
Program Strategis Nasional (PSN) sektor energi juga mayoritas gas bumi, seperti Proyek Abadi Masela dan Indonesia Deepwater Development (IDD).
Pada periode 2012-2021, lanjutnya, porsi pemanfaatan gas untuk kepentingan domestik rata-rata meningkat 1,5 persen per tahun. Pada 2012 porsi gas domestik masih 52 persen dan meningkat menjadi 65 persen pada 2021.
"Sektor industri dan pupuk menjadi kontributor utama dalam peningkatan konsumsi gas bumi domestik dengan porsi masing-masing tercatat 26,68 persen dan 12,73 persen dari total produksi gas nasional," katanya.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga mengatakan pemanfaatan gas akan menjadi alternatif utama pada masa transisi. Apalagi dalam beberapa tahun ini banyak ditemukan cadangan gas yang bisa menjadi modal besar untuk mencapai ketahanan energi Indonesia.
Optimalisasi pemanfaatan gas bumi di era transisi energi tersebut bakal dibahas secara lebih komprehensif dalam 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di Nusa Dua, Badung, Bali, pada 23-25 November 2022.
Konvensi internasional yang digelar hibridi tu bakal dihadiri 120 pembicara nasional dan internasional dengan target peserta 10.000 peserta daring dan 1.200 peserta luring.
Ketua Organizing Committee IOG 2022 Mohammad Kemal mengatakan ajang IOG merupakan gelaran hibridpertama setelah dua tahun sebelumnya dilakukan virtual.IOG Convention 2022, lanjutnya, menjadi salah satu poros penting dalam usaha mencapai target produksi minyak satu juta barel per hari dan gas 12 BSCFD pada 2030.
Ada tiga bagian besar konsep yang akan dibawakan dalam acara IOG 2022 yaituEconomic Recovery,Energy Security, danEnergy Transition. "Hal ini linear dengan program-program pemerintah dan target Indonesia yang lebih berkelanjutan," katanya.
Ia pun berharap rangkaian pembahasan dalam rangka meningkatkan produksi migas nasional dan transisi energi yang telah dilakukan oleh berbagai entitas dan asosiasi di sektor hulu migas, akan lebih ditajamkan lagi dalam kegiatan IOG 2022.
"Harapannya, di sisa tahun 2022 industri hulu migas sudah menyelesaikan hal-hal yang harus diperbaiki dan menyiapkan peluang 2023 untuk dapat dijalankan lebih baik," ujarnya.
Para pejabat negara yang dijadwalkan hadiriIOG 2022 antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya