Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gandeng Swasta Tiongkok, Ford akan Mendirikan Pabrik Pengolahan Nikel Senilai $4,5 Miliar di Indonesia

Foto : Istimewa

Ford berharap dapat menjual kendaraan listrik lebih murah daripada pesaingnya dengan menggandeng perusahan tambang Tiongkok ke dalam rantai pasokannya, meskipun itu berarti kehilangan sebagian atau seluruh insentif dari Washington.

A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu ketidakpastian utama atas IRA adalah apakah definisi "entitas asing yang menjadi perhatian" akan mencakup produksi yang dikontrol Tiongkok di negara ketiga seperti Indonesia. Beberapa eksekutif industri pertambangan mengharapkan proyek mineral dengan perusahaan Tiongkok dengan kepemilikan kurang dari 50 persen, dapat diterima.

Juli lalu, Ford dan mitranya di Pomalaa yang direncanakan menandatangani sebuah memorandum di mana pembuat mobil AS akan memegang 17 persen saham, Huayou 53 persen dan Vale 30 persen. Vale mengkonfirmasi pada Kamis bahwa mereka akan memegang 30 persen saham tetapi Ford dan Huayou menolak untuk mengkonfirmasi ukuran kepemilikan mereka.

Pemerintah Indonesia telah mendorong lebih banyak investasi oleh bisnis AS dan Eropa di industri nikelnya.

"Pabrik Pomalaa menunjukkan pasokan komoditas yang dibutuhkan Indonesia untuk kendaraan listrik cukup penting sehingga perusahaan AS bersedia bekerja sama dengan mitra Tiongkok untuk mengamankan hal-hal seperti bahan baku," kata seorang pejabat Indonesia.

Wakil Presiden Senior Huayou Cobalt, George Fang, menyebut proyek Pomalaa sebagai "salah satu proyek unggulan di bawah Belt and Road Initiative", mengacu pada investasi infrastruktur Beijing di seluruh negara berkembang.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top