Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Film "Barbie" Karya Greta Gerwig Disebut Film Klasik ‘Bimbo Feminis’

Foto : The Conversation/Warner Bros Pictures

Barbie lain merasa ngeri dengan kaki datar Stereotypical Barbie.

A   A   A   Pengaturan Font

Di Barbieland, pacar Barbie yang tinggal di pantai "hanyalah Ken". Di dunia nyata, dia menemukan sebuah masyarakat di mana laki-laki berkuasa. Tidak lama kemudian, kepolosan Ken yang menawan dinodai oleh sebuah konsep yang baru di tempat asalnya yaitu patriarki atau sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan dominan.

Ken kemudian mabuk dominasi laki-laki dan film ini mengambil setiap kesempatan untuk mengolok-oloknya. Ryan Gosling sangat baik dalam momen-momen komedi ini. Pada satu titik, Ken menerobos masuk ke rumah sakit dan menuntut untuk melakukan operasi meskipun tidak memiliki kualifikasi - selain menjadi seorang laki-laki, tentu saja.

Kembali ke Barbieland, Ken menegakkan visinya sendiri tentang patriarki. Setiap malam adalah "malam laki-laki". Setiap Barbie ada untuk dilirik, menyajikan bir, dan memelihara ego laki-laki yang rapuh. Di bawah pemerintahan Ken, mantan presiden perempuan Barbieland menyajikan minuman untuk para laki-laki macho di pantai. Mahkamah Agung yang semuanya perempuan diturunkan menjadi regu pemandu sorak.

Dalam bukunya yang terbit tahun 2020, Men Who Hate Women,, pendiri proyek Everyday Sexism, Laura Bates meneliti apa yang disebutnya sebagai "manosphere" atau berbagai wajah misogini radikal dalam masyarakat modern, mulai dari aktivis hak-hak laki-laki hingga incel atau involuntary celibacy yang bisa diterjemahkan sebagai "jomblo terpaksa"..

Dalam penggambarannya tentang keluarga Kens, film Gerwig berhadapan langsung dengan manosphere. Sama seperti para laki-laki yang diindoktrinasi ke dalam kelompok-kelompok radikal ini, keluarga Kens dituntun untuk percaya bahwa hak-hak mereka dikalahkan oleh perempuan dan menemukan diri mereka menyesuaikan diri dengan stereotip laki-laki yang beracun untuk mendapatkan kembali rasa kontrol.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top