Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pakta Pertahanan I Locsin: Asean Tak Miliki kekuatan untuk Jaga Perdamaian dan Keamanan

Filipina Dukung Aukus

Foto : AFP/US NAVY/Jermaine RALLIFORD

Kapal Selam Nuklir l Kapal selam nuklir kelas Ohio milik Angkatan Laut Amerika Serikat saat tiba di Pelabuhan Busan, Korea Selatan, pada April 2017 lalu. Salah satu isi dari pakta pertahanan trilateral Aukus menyatakan bahwa Australia akan dilengkapi dengan armada kapal selam bertenaga nuklir.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Filipina mendukung pakta pertahanan trilateral terbaru antara Amerika Serikat (AS), Australia, dan Inggris yang disingkat dengan Aukus untuk mengimbangi kekuatan Tiongkok. Salah satu isi kerja sama pertahanan trilateral itu jadi kontroversi karena menyatakan bahwa Australia akan dilengkapi dengan armada kapal selam bertenaga nuklir.

Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, Jr, mengungkapkan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) tidak memiliki kekuatan militer untuk memelihara perdamaian dan keamanan di Asia Tenggara.

Selain itu Menlu Locsin juga melihat ada ketidakseimbangan kekuatan di kawasan Asia Tenggara.

"Peningkatan kemampuan sekutu dekat untuk memproyeksikan kekuatan, akan memulihkan dan menjaga keseimbangan, daripada mengacaukannya," ungkap Menlu Locsin dalam keterangannya yang diunggah Selasa (21/9).

Menlu Locsin berpandangan rencana Australia untuk memiliki kapal selam nuklir menunjukkan keprihatinan negara tersebut pada ketidakseimbangan geografis serta keinginan menjaga perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.

Menurut dia, tanpa kehadiran senjata nuklir yang sebenarnya, mereka tidak dapat menyimpulkan terjadi pelanggaran terhadap Perjanjian Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara yang diteken pada 1995.

"Filipina bercita-cita agar Laut Tiongkok Selatan (LTS) tetap menjadi lautan perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran," kata Menlu Locsin sembari menyatakan kegusaran Filipina atas kehadiran ratusan kapal milisi maritim Tiongkok yang mengancam di dalam zona ekonomi eksklusif negaranya.

"Kedekatan (proximity) menyebabkan singkatnya waktu atas tanggapan. Dengan demikian meningkatkan kemampuan militer negara mitra dekat dan sekutu Asean untuk menanggapi ancaman terhadap kawasan atau menantangstatus quo," papar Locsin tanpa merinci ancamannya.

"Semua itu membutuhkan peningkatan kemampuan Australia, ditambah dengan sekutu militer utamanya, untuk mencapai kalibrasi itu," imbuh Menlu Filipina itu

Beda Tanggapan

Tanggapan Filipina tersebut berbeda dari respons negara Asean lainnya, dalam hal ini Indonesia dan Malaysia, yang menyatakan kehadiran kapal selam nuklir hanya akan meningkatkan persaingan antara negara adidaya di Asia Tenggara.

Indonesia sebelumnya juga mengingatkan Australia untuk terus memenuhi kewajibannya sebagai negara penandatangan Traktat Nonproliferasi Nuklir (NPT).

NPT adalah perjanjian yang bertujuan membatasi kepemilikan senjata nuklir dengan tiga pilar utama terdiri dari perlucutan senjata nuklir, non proliferasi (larangan penyebarluasan senjata), serta penggunaan bahan nuklir untuk tujuan damai.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengaku sangat prihatin atas perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan yang terus berlanjut.

Sementara, pemerintah Malaysia menolak pembentukan pakta pertahanan AUKUS yang berencana mempersenjatai Australia dengan kapal selam nuklir. Dalam percakapan telepon antara Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton, dengan Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, menekankan bahwa pembentukan Aukus berpotensi mengganggu perdamaian dan stabilitas di kawasan, terutama di LTS.ST/Anadolu/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top