Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

FFI Adakan Program Tingkatkan Kapasitas Perempuan Melalui Training of Trainers

Foto : ISTIMEWA

susu

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Frisian Flag Indonesia (FFI) menggandeng ibu-ibuPemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga(PKK) Jawa Barat melakukan edukasi dan intervensi kepada masyarakat melalui program program #MelajuKuatBersama Ibu PKK (Pahlawan Kemajuan Keluarga). Program ini dilakukan melalui pelaksanaan training of trainers (ToT), artinyapelatihan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang disiapkan untuk menjadi pelatih.

Direktur Urusan Korporat FFI, Andrew F. Saputro mengungkapkan, isu kesehatan terkait dengan malnutrisi dantriple burdenyang mencakup kurang gizi, kekurangan zat mikro dan obesitas menjadi perhatian semua pihak saat ini. Penelitian Seanuts IImenemukan bahwa, kasus stunting masih banyak terjadi pada anak-anak di wilayah Jawa-Sumatera, dengan prevalensi sebesar 28,4 persen.

Artinya, satu diantara 3,5 anak berperawakan pendek yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Adapun prevalensi anemia adalah 25,8 persen pada anak di bawah 5 tahun. Sementara hampir 15 persen anak usia 7-12 tahun memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.

Pemenuhan gizi berkualitas untuk mencegah malnutrisi, nyatanya juga erat kaitannya dengan faktor ekonomi keluarga. Faktor kebersihan dan lingkungan pun tak bisa dipandang sebelah mata. Peran perempuan, khususnya ibu kian signifikan.

"Edukasi dan intervensi perlu dilakukan, guna meningkatkan kapasitas perempuan sebagai penggerak laju kemajuan keluarga," kata Andrew melalui siaran pers Jumat (26/8).

Ia menambahkan, FFI memahami peran penting perempuan khususnya para ibu sebagai penggerak laju kemajuan keluarga, baik di sektor kesehatan, kesejahteraan dan keselarasan dengan lingkungan. Pada sektor kesehatan, perempuan memiliki peran besar dalam pemenuhan gizi harian keluarga dan mencegah malnutrisi.

Sementara itu terkait kesejahteraan, tak sedikit perempuan yang turut ambil bagian dalam pemenuhan ekonomi, sekaligus pengelola keuangan keluarga. Tak hanya itu, perempuan juga menjadi tumpuan dalam menjaga kelestarian lingkungan, dimulai dari pengelolaan sampah rumah tangga.

"Inilah yang mendasari kami menggandeng komunitas Ibu-Ibu PKK, dan menggagas program '#MelajuKuatBersama Ibu PKK (Pahlawan Kemajuan Keluarga)'," imbuh Andrew.

Dalam penyelenggaraan program, FFI tak bergerak sendiri. Perusahaan ini juga melibatkan para ahli yakni, pakar nutrisi dari Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI), pakar keuangan, serta perusahaan pengelola sampah berkelanjutan, dalam memberikan edukasi melalui kegiatan ToT.

Ketua 1 Bidang Pembinaan Karakter Keluarga TP PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar), Hj. Lina Marlina Ruzhan, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama PKK setempat menargetkan tercapainyazero stuntingpada 2023 mendatang. Di sisi lain PKK sebagai komunitas penggerak di bawah Kementerian Dalam Negeri juga mengusung 10 tujuan pokok yang 3 diantaranya bertujuan untuk meningkatkan Kesehatan, Pengembangan Kehidupan Berkoperasi, serta Kelestarian Lingkungan Hidup.

"Berbagai tujuan ini tentu tidak bisa dicapai tanpa dukungan dan intervensi dari berbagai pihak. Program '#MelajuKuatBersama Ibu PKK,' diharapkan dapat membantu terwujudnya tujuan-tujuan tersebut, serta memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan keluarga, khususnya di wilayah Jawa Barat," ujar dia.

Berbicara tentang kondisi gizi buruk, pakar nutrisi yang juga merupakan Ketua PKGK FKM UI, Ahmad Syafiq, Ir, MSc, PhD menjelaskan, gizi buruk merupakan salah satu permasalahan kesehatan global, termasuk di Indonesia dan mengancam kualitas generasi mendatang. Gizi buruk berdampak pada 3 kondisistunting(tubuh pendek),wasting(tubuh kurus), dan obesitas.

"Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menjadi pemicunya. Karenanya, penting bagi perempuan khususnya ibu dan calon ibu untuk membekali diri dengan pengetahuan terkait kebutuhan gizi berkualitas bagi diri, juga keluarga," ujar dia.

Sejumlah penelitian di Indonesia menunjukkan hubungan yang erat antara kekurangan asupan protein hewani terhadap kondisi stunting dan masalah gizi lainnya. Pangan hewani mencakup telur, ayam, ikan, daging sapi dan susu. Sebagai salah satu asupan dengan sumber gizi terlengkap, susu menjadi pilihan asupan baik yang mudah dikonsumsi dan disukai anak-anak".

Pemenuhan gizi berkualitas, nyatanya tak lepas dari kondisi ekonomi yang juga masih menjadi tantangan, sehingga akses terhadap gizi berkualitas masih terhambat. Pemberdayaan ekonomi dan pengelolaan keuangan dimulai dari keluarga menjadi langkah yang perlu diambil, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pakar Perencana Keuangan, Bareyn Mochaddin menegaskan, perempuan utamanya para ibu, merupakan tokoh penting dalam peningkatan kesejahteraan keluarga. Tiga langkah pengelolaan keuangan yang dapat dilakukan setiap perempuan adalah: membuat pos anggaran, menentukan skala prioritas, serta evaluasi pengeluaran.

Sedangkan bagi mereka yang memiliki penghasilan tambahan, yang perlu diperhatikan adalah hindari mencampur keuangan bisnis dengan keuangan keluarga. Jika keuangan dikelola dengan baik, pemenuhan kebutuhan mendasar seperti asupan nutrisi berkualitas bagi keluarga dapat menjadi sebuah keniscayaan.

Sedangkan faktor kebersihan dan lingkungan yang berkelanjutan, faktanya juga menjadi aspek yang erat kaitannya dengan kualitas kesehatan keluarga. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2020 mencatat, 37,3 persen sampah di Indonesia berasal dari rumah tangga.

Perubahan kultur dan perilaku pengelolaan sampah di hilir/lingkungan rumah melalui ibu rumah tangga menjadi solusi. Sebagai langkah awal, 3 cara yang perlu dilakukan adalah pertama memisahkan sampah yang dapat didaur ulang, dengan sampah makanan. Kedua menerapkan 3R yaitu Reuse, Reduce dan Recycle.

"Ketika mengajak partisipasi semua anggota keluarga dalam pengelolaan sampah. Penerapan 3 langkah tersebut, bukan hanya bermanfaat untuk menjaga kebersihan dan keberlangsungan lingkungan, tapi juga dapat menjadi potensi ekonomi dan meningkatkan kualitas kesehatan keluarga," papar Senior Campaign Executive dari Waste4Change, Khairunnisa Humaam.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top