Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Festival Mookervart Sebuah Upaya Pelestarian Sejarah

Foto : Antara

Wakil Wali Kota Sachrudin (batik biru) saat menghadiri festival mokervaart di Hutan Kota, Tangerang, Minggu (11/12).

A   A   A   Pengaturan Font

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkot Tangerang menggelar kegiatan Festival Mookervart di Hutan Kota, Jalan Daan Mogot, Minggu (11/12). Kegiatan tersebut sebagai upaya pelestarian budaya dan sejarah dari salah satu saluran air legendaris yang dibangun masa kolonial.

Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin, di Tangerang, mengatakan pintu air Mookervart yang dibangun pada masa kolonial menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Kota Tangerang. Dia menjadi khazanah yang harus terus dilestarikan. "Dulu, saya masih merasakan nyebrang Mookervart memakai perahu getek. Mungkin ada yang punya cerita lain. Pengalaman seperti itu yang harus terus dijaga," kata Sachrudin.

Ia menuturkan keberadaan pintu air dan saluran Mookervart juga menjadi salah satu peninggalan sejarah, selain Masjid Kali Pasir, Kelenteng Boen Tek Bio, dan kawasan kuliner Pasar Lama. "Ini menandakan bahwa Kota Tangerang memiliki potensi wisata penting seperti budaya dan sejarah," ujarnya.

Dengan diselenggarakannya Malam Sejarah Mookervart dan festival, lanjut Wakil, masyarakat dapat mengetahui sejarah yang dimiliki Mookervart. Pintu air ini menjadi penghubung antara Sungai Cisadane dan Kali Angke. Dia juga menjadi tol air dan saluran penting pengendali banjir ibu kota masa lalu.

"Sasaran festival agar kita bisa terus melestarikan cagar budaya," tandasnya.

Sedangkan Kepala Disbudpar Kota Tangerang, Rizal Ridolloh, menjelaskan Festival Mookervart sebagai edukasi tentang sejarahnya dan menampilkan kebudayaan Kota Tangerang. "Festival Mookervart mengajak aktivis kebudayaan dan seni agar dapat mengedukasi masyarakat tentang pintu air Mookevart yang bersejarah," jelas Rizal.

Selain itu, Rizal menambahkan festival ini juga menampilkan bazar UMKM dari Kebudayaan. Tak hanya itu, ada UMKM dari Kebudayaan seperti dari SDN Sukasari 5 yang menampilkan karya replika cagar budaya. Pelukis genteng serta pembatik tehyan lentera. Ini sebagai upaya mengenalkan UMKM Kota Tangerang.

Ahli cagar budaya, Mushab Abdu Asy Syahid, mengungkapkan kegiatan ini sangat penting untuk mengenalkan situs sejarah dan budaya Kota Tangerang. Menurutnya, Festival Mookervart sangat penting karena Mookevart merupakan bangunan cagar budaya bernilai sejarah," tutur Mushab.

Salah satu seniman yang berpartisipasi dalam Festival Mookervart, serta pelukis genteng, Sasongko mengaku, senang dapat turut serta dalam kegiatan ini. Kegitan tersebut menjadi wadah para seniman, khususnya pelukis. "Kami sangat mendukung kegiatan ini karena seniman-seniman seperti pelukis dan pengrajin memiliki wadah untuk memajukan kesenian," ungkap Sasongko.

Tak hanya itu, masyarakat yang hadir juga dihibur dengan penampilan para seniman budaya serta seniman jalanan untuk meramaikan Festival Mopkervart. Diharapkan kegiatan seperti ini terus dilestarikan di masa-masa datang.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top