Sabtu, 16 Nov 2024, 21:50 WIB

Fakultas Industri Kreatif Ubaya Pamerkan Ratusan Koleksi Busana Rancangan Alumni

Busana rancangan alumni FIK Ubaya yang dipamerkan di Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu (16/11/2024).

Foto: ANTARA/HO-Humas Ubaya

Surabaya - Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya) memamerkan koleksi busana rancangan alumni melalui acara Graduation Show FIK Ubaya 2024 bertema Meliorism di Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu.

Ketua panitia Graduation Show FIK Ubaya 2024, Meizarda Bunga Cantika mengatakan acara tersebut digelar dengan konsep internasional dan berbeda dari tahun sebelumnya.

"Tahun ini spesial, karena untuk pertama kalinya, kami mengadaptasi konsep seperti stage internasional. Konsepnya minimalis dan stage berwarna putih. Harapannya, fokus sorotan hanya pada koleksi busana tanpa distraksi lain," ungkap alumni SMA Trimurti Surabaya itu.

Graduation Show kali ini berjumlah 26 desainer tugas akhir dengan lima look per desainer. Selain itu, ada pula karya dari 30 Desainer Draping Project, dan 29 Desainer Local Content Design Project. Sehingga, total ada 250 look baju dengan empat subtema, yaitu Planet Keeper, Community Couture, Technochic, dan Beautiful Serenity.

“Graduation Show kali ini ingin memberikan kesan percaya diri pada perubahan dunia, sesuai konsep meliorisme atau The World Will be Better,” kata Bunga.

Salah satu alumni, Melinda Pranata memamerkan karyanya bertajuk “Pixel Perfect” yang terinspirasi dari rasa cemas yang dirasakan oleh pengguna kencan online.

Selain itu, ada koleksi busana berkonsep Aesthete karya Anastacia Aimee Asali yang terinspirasi dari lukisan The Woman with a Parasol karya Claude Monet.

Melinda Pranata, yang kerap disapa Melinda menjelaskan koleksi “Pixel Perfect” termasuk dalam subtema Technochic, yaitu gabungan dunia maya dan dunia nyata.

“Di koleksi ini, aku lebih menekankan penggunaan warna hitam. Selain itu, aku tambahkan aksesoris seperti masker untuk menggambarkan rasa cemas dan takut yang dirasakan oleh pelaku kencan online,” katanya.

Ia mengaku membutuhkan satu tahun untuk riset dan produksi koleksinya.

Sementara itu, untuk koleksi “Aesthete”, Aimee menyebut terinspirasi dari lukisan “The Woman with a Parasol” karya Claude Monet. Berkat rasa kagum pada gaya lukis karya tersebut, ia menciptakan desain busana seperti sedang melukis.

“Aku pakai teknik yang sama dengan Claude Monet saat melukis, yaitu teknik en plein eir yang artinya melukis pada ruang terbuka untuk menangkap momen sekejap mata,” ujarnya.

Selain itu, ia memilih warna biru, sebab dinilai cocok dengan laki-laki dan perempuan.

“Karena konsepnya beautiful serenity, aku memutuskan warna biru sebagai warna dasar. Warna biru untuk menggambarkan konsep mindfulness, tenang, dan damai. Terinspirasi dari lukisan itu dan sekaligus menjadi acuan.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: