Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Media Sosial - 11 April, Zuckerberg Akan Bersaksi di Kongres AS

"Facebook" Dibobol Lagi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

New York - Setelah data 87 juta penggunanya disalahgunakan oleh Cambridge Analytica, Facebook kembali kebobolan oleh firma analisis data lain yang sukses meraup informasi user mereka.

Facebook mengumumkan bahwa pihaknya telah memboikot firma analisis data bernama CubeYou. Hal ini dilakukan setelah CubeYou diketahui melakukan pengumpulan data mengenai pengguna jejaring sosial tersebut melalui kuis bernama You Are What You Like.

CubeYou ketahuan memberikan alasan palsu terhadap tujuan pembuatan kuis tersebut. Awalnya, mereka menyebutkan kuis tersebut ditujukan untuk kebutuhan riset bagi lembaga pendidikan nirlaba.

Nyatanya, CubeYou justru membagikan data yang telah dikumpulan pada para pemasar untuk mendorong penjualan produk mereka.

Dalam mengumpulkan informasi mengenai pengguna Facebook, firma tersebut bekerja sama dengan peneliti dari Psychometrics Lab di Cambridge University, Inggris. Menariknya, bukan Facebook sendiri yang menyadari kecurangan dari CubeYou tersebut.

"Ini merupakan masalah yang serius dan kami telah menangguhkan CubeYou dari Facebook selagi kami melakukan investigasi terhadap mereka. Jika mereka menolak atau gagal lolos dari audit, aplikasi mereka akan diblokir dari Facebook," kata Ime Archibong, Vice President of Product Partnership Facebook.

Untuk melakukan investigasi tersebut, Archibong menyebutkan pihaknya akan bekerja sama dengan Information Commissioner's Office, lembaga penjamin informasi asal Britania Raya.

Kolaborasi keduanya dimaksudkan untuk memperdalam seberapa jauh perkembangan dari aplikasi yang digunakan oleh CubeYou untuk mengumpulkan data pengguna Facebook.

Menariknya, skenario yang digunakan oleh CubeYou sangat mirip dengan cara Cambridge Analytica untuk meraup data tak kurang dari 87 juta pengguna Facebook.

Sebagaimana diketahui, firma tersebut memanfaatkan jutaan informasi tersebut sebagai usaha pemenangan Donald Trump di pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016 lalu.

Dalam mengumpulkan data milik 87 juta pengguna jejaring sosial tersebut, Cambridge Analytica juga memanfaatkan kuis kepribadian bernama This Is Your Digital Life.

Kedua aplikasi milik pasangan firma tersebut pun sama-sama dirancang oleh Aleksandr Kogan, akademisi dari Cambridge University.

Sebelumnya, Facebook juga baru saja memboikot firma data asal Canada bernama AggregateIQ (AIQ) untuk sementara waktu karena mereka diduga memiliki hubungan dengan induk perusahaan dari Cambridge Analytica, yaitu Strategic Communication Laboratories (SCL).

Tidak hanya itu, AIQ pun merupakan pelaksana kampanye digital dalam menyukseskan usaha Britania Raya untuk keluar dari Uni Eropa, atau dikenal dengan aksi Brexit.

Aksi "Faceblock"

CEO Facebook, Mark Zuckerberg, akan memberi kesaksian di hadapan komite Kongres pada 11 April tentang skandal privasi yang telah mengguncang perusahaan media sosial itu.

Zuckerberg akan memberi menjelaskan tentang data puluhan juta pengguna Facebook yang disalahgunakan perusahaan konsultan Inggris, Cambridge Analytica, untuk memengaruhi pemilih dalam Pilpres AS 2016.

Perusahaan itu digunakan oleh tim kampanye kepresidenan Donald Trump dengan bayaran hampir enam juta dollar AS. Facebook berjanji pada 9 April, akan mengungkap siapa saja korban yang terkena kasus ini, dengan memberi notifikasi di masing-masing laman Facebook milik korban.

Meski begitu, pada 11 April mendatang akan dilaksanakan sebuah aksi bernama Faceblock. Aksi ini meminta para pengguna media sosial untuk tidak menggunakan Facebook, WhatsApp, dan Instagram selama 24 jam penuh. ils/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Ilham Sudrajat, AFP

Komentar

Komentar
()

Top