Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Layanan Digital

Evolusi Perbankan Terus Berlanjut

Foto : Sumber: OJK – Litbang KJ/and
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Evolusi perbankan dari layanan konvensional ke digitalisasi bakal terus berlanjut sehingga akan mengurangi jumlah kantor fisik dan karyawan yang bekerja. Kelanjutan dari evolusi tersebut ke depan ditandai dengan makin banyaknya layanan yang menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence.

Pakar Ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya, Imron Mawardi, mengatakan tren digitalisasi perbankan merupakan penyebab utama pengurangan kantor fisik, daripada adanya bank-bank ilegal.

"Kalaupun ada (dampak bank ilegal) itu kecil sekali. Indikasinya adalah jumlah simpanan di bank (legal) semakin meningkat. Jadi, lebih karena pergeseran tren teknologi. Itu sudah diprediksi sejak lama," kata Imron.

Perkembangan teknologi informasi dengan mobile banking dan ATM setor tunai membuat nasabah tidak terlalu memerlukan kantor fisik. Bahkan, fenomena ini akan terus berlanjut.

"Bukan saja kantor fisik, tetapi karyawan bank akan terus berkurang. Customer service dan jenis-jenis layanan rutin nanti akan cukup dilayani oleh artificial intelligence. Analis kredit cukup diolah komputer dan analisa customer cukup dengan tracking oleh TI yang akan diolah oleh analyst data," tuturnya.

Sudah Tutup

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terjadi penurunan jumlah kantor fisik perbankan yang beroperasi di Indonesia. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK, Anung Herlianto, mengatakan sekitar 5.000 kantor fisik yang sudah tutup dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Kebanyakan kantor fisik yang tutup itu dari kategori bank umum.

"Jumlah kantor ini berkurang, tanpa kita merasa kehilangan. Apalagi teman-teman milenial, tidak peduli lagi kantor hilang, ada 5.000 ribu kantor, ini (imbas) digitalisasi" kata Anung, pekan lalu.

Anung mengatakan hilangnya atau berkurangnya jumlah kantor fisik merupakan tanda dari evolusi perbankan. Menurut Anung, sejatinya proses evolusi ini sudah berlangsung sejak lama yakni sejak bank mulai memperkenalkan internet banking dan SMS banking.

Proses digitalisasi kemudian terus terjadi dan bahkan dipercepat pada masa pandemi Covid-19. Gayung bersambut, momentum tersebut juga semakin diperkuat dengan penetrasi internet yang kini sudah mencapai 70 persen dari total penduduk Indonesia. Hal inilah yang membuat kehadiran kantor fisik semakin tergeser dengan kemudahan digitalisasi.

Dari 95 bank umum yang beroperasi di Indonesia, total kantor fisik perbankan tercatat sebanyak 27.927. Sementara untuk bank syariah, ada 12 bank umum syariah, dengan 20 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan jumlah kantor sebanyak 2.022. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang jumlahnya 1.503, jumlah kantor fisik mencapai 5.885. n SB/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top