Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Erdogan Akui Kekalahan Partainya dalam Pemilu Lokal Turki

Foto : DW/Anadolu/Emin Sansar

Erdogan mengungkapkan kekecewaannya atas hasil tersebut dalam pidatonya di luar markas partai di Ankara

A   A   A   Pengaturan Font

ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakui kekalahan partainya pada hari Minggu (31/3) dalam pemilihan lokal di negaranya. Ia mengatakan pemungutan suara tersebut adalah "titik balik" bagi partainya setelah dua dekade berkuasa.

Hasil parsial dari seluruh wilayah negara berpenduduk 85 juta orang itu menunjukkan kemajuan besar bagi Partai Rakyat Republik (CHP) dengan mengorbankan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin oleh Erdogan.

Walikota Istanbul, Ekrem Imamoglu dari oposisi, mengklaim terpilih kembali dan mengatakan kepada para pendukungnya, "Besok adalah hari musim semi yang baru bagi negara kami."

Hasil akhir diperkirakan akan diumumkan pada hari Senin (1/4) oleh komisi pemilihan umum negara tersebut.

Erdogan (70) telah habis-habisan kampanye untuk memenangkan kembali Istanbul, pusat perekonomian tempat ia pernah menjadi walikota. Namun, inflasi yang merajalela dan krisis ekonomi telah memukul kepercayaan terhadap partai yang berkuasa.

Kerumunan besar memenuhi alun-alun di luar markas besar partai oposisi di kota Istanbul sambil mengibarkan bendera Turki dan menyalakan obor untuk merayakan hasil pemilu tersebut.

Setelah memberikan suaranya, Imamoglu mendapat tepuk tangan dan teriakan "Semuanya akan baik-baik saja", slogan yang ia gunakan saat pertama kali mengambil alih balai kota dari AKP pada 2019.

Pria berusia 52 tahun ini semakin dipandang sebagai saingan terkuat AKP pimpinan Erdogan menjelang pemilihan presiden berikutnya pada 2028.

Di Ankara, Walikota Mansur Yavas - juga dari CHP - mengklaim kemenangan di depan banyak pendukungnya, dan menyatakan "pemilu telah selesai, kami akan terus melayani Ankara".

"Mereka yang diabaikan telah mengirimkan pesan yang jelas kepada mereka yang memerintah negara ini," tambahnya.

Yavas memimpin dengan 58,6 persen suara berbanding 33,5 persen untuk lawannya dari AKP, dengan 46,4 persen kotak suara dibuka.

Pendukung oposisi merayakan kemenangan di Izmir, kota terbesar ketiga di Turki, serta di kota selatan Antalya.

Beberapa kota yang menjadi basis AKP beresiko hilang, seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian.

"Para pemilih telah memilih untuk mengubah wajah Turki," kata ketua CHP Ozgur Ozel ketika hasil pemilu diumumkan.

"Mereka ingin membuka pintu menuju iklim politik baru di negara kita."

Hormati Keputusan

Erdogan mengakui kemunduran pemilu dalam pidatonya di hadapan para pendukungnya di markas besar partainya.

"Sayangnya, kita belum memperoleh hasil yang kita inginkan," katanya kepada massa.

"Tentunya kita akan menghormati keputusan bangsa. Kita hindari bersikap keras kepala, bertindak bertentangan dengan kemauan nasional, dan mempertanyakan kekuatan bangsa," imbuhnya.

Erdogan telah menjadi presiden sejak 2014 dan memenangkan masa jabatan baru pada Mei tahun lalu. Dia menyebut Istanbul sebagai "harta" nasional ketika melancarkan kampanyenya untuk merebut kembali kota tersebut.

Meski ia mendominasi kampanye, peran pribadinya tidak membantu mengatasi kekhawatiran yang meluas terhadap perekonomian negara.

"Semua orang khawatir tentang kehidupan sehari-hari," kata Guler Kaya, warga Istanbul berusia 43 tahun, saat dia memberikan suaranya.

"Krisis ini menelan kelas menengah. Kita harus mengubah semua kebiasaan kita," katanya. "Jika Erdogan menang, keadaan akan menjadi lebih buruk lagi".

Meskipun partai-partai oposisi terpecah menjelang pemilu, para analis meramalkan masa depan politik yang penuh badai bagi AKP dan sekutunya.

Berk Esen, seorang akademisi di Universitas Sabanci, mengatakan bahwa CHP telah mencapai "kekalahan pemilu terbesar dalam karir Erdogan".

"Meski persaingannya tidak seimbang, kandidat pemerintah kalah bahkan di kubu konservatif. Ini adalah hasil terbaik CHP sejak pemilu 1977," kata Esen di akun media sosialnya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top