Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Lingkungan I Bukan Mengurangi Energi Kotor, Tetapi Malah Menambah PLTU Baru

Energi Kotor, Sudah Mahal Juga Mematikan

Foto : ANTARA/NOVA WAHYUDI

EKSPLOITAS BATU BARA I Sejumlah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Indonesia yang hanya memiliki tiga persen cadangan batu bara dunia, namun eksploitasi batu bara terus-menerus dilakukan. Saat ini, Indonesia menjadi negara nomor satu pengekspor batu bara di dunia.

A   A   A   Pengaturan Font

"Ini adalah pelajaran bahwa pemerintah jangan melihat keuntungan jangka pendek. Indonesia bukan hanya tidak mengurangi energi kotor dan polutif, tetapi malah menambah dengan terus membangun PLTU baru. Ini bukan tidak bisa tetapi kita tidak mau mengurangi energi kotor. Ini jelas merugikan karena hanya demi kepentingan bisnis sesaat, kepentingan primitif, akibatnya kita tertinggal bukan hanya dari ekonomi, tetapi juga di bidang teknologi. Inilah biaya yang sangat mahal yang harus dibayar karena Indonesia tidak serius membangun EBT," katanya.

Memang aneh, Indonesia yang hanya memiliki tiga persen cadangan batu bara dunia, namun eksploitasi batu bara terus-menerus dilakukan. Saat ini, Indonesia menjadi negara nomor satu pengekspor batu bara di dunia. Ironisnya, sekitar 20 persen rakyat Indonesia belum bisa mengakses listrik dari negara. Mereka adalah rakyat Indonesia yang tinggal di pedalaman, tempat-tempat terpencil, dan ratusan pulau-pulau kecil di pelosok Nusantara.

Mematikan

Di samping terbukti mahal dari segi biaya, menurutnya energi kotor juga mematikan. Mematikan potensi atau prospek investasi industri. Ujung-ujungnya mematikan prospek ekonomi Indonesia. Investor enggan masuk karena Indonesia tidak serius mengembangkan EBT. Ini kan juga mematikan masa depan Indonesia karena daya saing Indonesia menjadi lemah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top