Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Lingkungan

Enam Miliar Ton Pasir Dikeruk dari Lautan di Dunia Setiap Tahun

Foto : DERRICK CEYRAC / AFP

Kapal keruk Belanda Saga dari perusahaan Belanda ‘Ballast Harm Dredging’ menyedot pasir di Pantai Le Moulleau di antara Pelabuhan Arcachon dan bukit pasir Pyla, beberapa waktu lalu. PBB memperingatkan pengerukan pasir menyebabkan hilangnya mikro-organisme laut dan mengancam keanekaragaman hayati.

A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Program Lingkungan PBB atau UN Environment Programme (UNEP), Selasa (5/9), mengatakan sekitar enam miliar ton pasir dan sedimen lainnya diambil dari laut dan samudera dunia setiap tahun, seraya memperingatkan dampak buruk praktik itu pada keanekaragaman hayati dan masyarakat pesisir.

Dilansir oleh The Straits Times, setelah meluncurkan platform data global pertama mengenai ekstraksi sedimen di lingkungan laut, Marine Sand Watch, UNEP memperingatkan skala pengerukan semakin meningkat, dengan konsekuensi yang mengerikan.

"Skala dampak lingkungan dari aktivitas penambangan dan pengerukan laut dangkal sangat mengkhawatirkan," kata Pascal Peduzzi, yang mengepalai pusat analisis UNEP, Grid-Geneva.

Dia menunjukkan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati, kekeruhan air, dan dampak kebisingan terhadap mamalia laut. Marine Sand Watch, menggunakan kecerdasan buatan untuk melacak dan memantau aktivitas pengerukan pasir, tanah liat, lanau, kerikil, dan batu di lingkungan laut dunia.

Kecerdasan Buatan

Ini menggunakan apa yang disebut sinyal Sistem Identifikasi Otomatis atau Automatic Identification System (AIS) untuk kapal, dikombinasikan dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), untuk mengidentifikasi operasi kapal pengerukan, termasuk di titik panas seperti Laut Utara dan pantai timur Amerika Serikat.

"Sinyal yang dipancarkan oleh kapal memungkinkan akses terhadap pergerakan setiap kapal di planet ini," kata Peduzzi, menambahkan AI memungkinkan untuk menganalisis tumpukan data yang dikumpulkan.

Proses tersebut masih dalam tahap awal, dan sejauh ini baru separuh kapal yang diawasi. Namun, platform tersebut memperkirakan antara 4 dan 8 miliar ton pasir laut dan sedimen lainnya diambil setiap tahun dari lingkungan laut antara 2012 dan 2019.

"Ini mewakili rata-rata enam miliar ton setiap tahunnya atau setara dengan lebih dari satu juta truk sampah setiap hari," kata Peduzzi.

PBB bertujuan memublikasikan angka-angka 2020-2023 pada akhir 2023. "Namun, sudah jelas bahwa kegiatan-kegiatan ini tidak melambat, melainkan menjadi sangat besar," kata Peduzzi.

Ia memperingatkan dunia sedang mendekati tingkat pengisian alami yaitu 10 hingga 16 miliar ton sedimen yang terbawa ke lautan setiap tahunnya.

Menurut dia, kapal ekstraksi seperti penyedot debu raksasa, membersihkan dasar laut, dan "mensterilkannya", seraya menambahkan hal ini menyebabkan hilangnya mikroorganisme lautan dan mengancam keanekaragaman hayati.

Selain menyajikan angka-angkanya, PBB berharap platform baru ini dapat mengarah pada diskusi dengan sektor ini, mendorong dunia usaha untuk bergerak ke arah yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan praktik ekstraksi mereka.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top