Empat Nelayan Thailand Akhirnya Dibebaskan Myanmar
Seorang nelayan Thailand yang terluka dievakuasi di sebuah pelabuhan di kota perbatasan Ranong, Thailand, pada 30 November lalu, setelah terjadi insiden penembakan oleh kapal AL Myanmar. Pada Jumat (6/12), empat nelayan Thailand dibebaskan oleh Myanmar.
Foto: AFP/Royal Thai Navy's Third Naval Area CommandBANGKOK - Myanmar telah membebaskan empat nelayan Thailand hampir sepekan setelah sebuah kapal Angkatan Laut Myanmar menembaki dan menahan kapal mereka atas apa yang dikatakan Myanmar sebagai pelanggaran terhadap wilayah perairannya di Laut Andaman, demikian ungkap pejabat dari Thailand pada Jumat (6/12).
Pada insiden penembakan pada 30 November lalu, seorang nelayan tenggelam setelah melompat ke laut dan dua lainnya terluka ketika sebuah kapal Myanmar melepaskan tembakan di perairan dekat perbatasan kedua negara.
“Pihak Myanmar telah membebaskan keempat warga negara Thailand yang kemudian dibawa ke pos pemeriksaan imigrasi di Kawthoung-Ranong untuk diproses,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, pada Kamis (5/12) malam.
Keempat nelayan tersebut dibebaskan di Kota Kawthoung, Myanmar selatan, dan akan menyeberangi perbatasan menuju Kota Ranong, Thailand, kata kementerian Thailand.
Para pejabat Thailand mengatakan prosedur konsuler sedang dilakukan sebelum keempatnya dikembalikan.
Thailand dan Myanmar memiliki beberapa area perselisihan di perbatasan darat mereka yang panjang dan juga di perbatasan maritim mereka di Laut Andaman, di ujung selatan Myanmar dan barat daya Thailand, dan perselisihan kadang-kadang berkobar.
Pada Senin (2/12) lalu Thailand memanggil Duta Besar Myanmar untuk memprotes apa yang dikatakannya sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan terhadap para nelayan dan menuntut pembebasan keempat warga Thailand tersebut. Warga negara Myanmar yang bekerja di kapal Thailand itu juga ditahan, tetapi nasib mereka tidak diketahui.
Para nelayan yang ditahan berada di salah satu dari tiga kapal Thailand yang ditembaki oleh Angkatan Laut Myanmar pada dini hari tanggal 30 November. Dua kapal lainnya berhasil melarikan diri.
Nakhoda salah satu kapal yang berhasil lolos mengatakan bahwa Angkatan Laut Myanmar melepaskan tembakan terhadap mereka tanpa pandang bulu.
Pembelaan Militer
Sebelumnya, para pejabat di Komando Armada Angkatan Laut Ketiga Thailand melaporkan bahwa rekan-rekan mereka di Myanmar mengatakan bahwa kapal-kapal Thailand telah masuk hingga 9 kilometer ke dalam perairan Myanmar.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengatakan bahwa fakta-fakta tersebut harus dipastikan kebenarannya.
Juru bicara junta militer Myanmar, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, membela tindakan angkatan lautnya dengan mengatakan bahwa pasukan Myanmar harus mewaspadai adanya penyusupan pemberontak.
Ini bukanlah insiden pertama di wilayah yang disengketakan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020, Myanmar menahan sebuah kapal nelayan Thailand yang membawa 20 turis Thailand dan Tiongkok, dengan alasan bahwa kapal tersebut telah memasuki perairan Myanmar secara ilegal. Myanmar menahan para turis tersebut selama satu bulan sebelum akhirnya dibebaskan setelah negosiasi. RFA/I-1
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 2 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 3 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 4 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 5 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal