Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Korporasi

Emiten Properti Belum Akan Terbitkan DIRE

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Emiten pengembang properti, PT Intiland Development Tbk (DILD) belum memiliki akan menerbitkan instrumen investasi berbentuk Dana Investasi Real Estate atau Real Estate Investment Trusts (DIRE/REITs). Hal ini dikarenakan pasar yang akan menyerap instrumen investasi tersebut belum terbentuk. "Untuk DIRE pasarnya belum terbentuk. Jadi kami belum ada wacana menerbitkan DIRE. Kami belum melihat sesuatu hal yang cocok untuk menerbitkan DIRE," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk, Archied Noto Pradono, di Jakarta, Rabu (15/5). Archied mengatakan untuk DIRE, sejauh ini belum ada perkembangan terbaru atau update yang dapat mengakomodasi penerbitan tersebut, seperti misalnya investor yang akan menyerapnya, kemudian imbal hasil atau return-nya yang akan diperoleh.

Pada tahun ini, tanbah Archied, Perseroan fokus mengembangkan land bank yang ada dan menjual produk exsiting. Perseroan pun membuka kerja sama dengan pihak manapun. Perseroan pun terbuka untuk berkolaborasi mengembangkan apabila ada yang mempunyai land bank cukup bagus, sehingga akan lebih efisien dalam penggunaan belanja modal (capital expendicture/ capex). "Adapun alokasi belanja modal tahun ini sebesar 1,5 triliun rupiah, masih akan difokuskan pada penyelesaian proyekproyek yang akan dijual apalagi penjualan properti itu biasanya presale. Capex kebanyakan dikonstruksi dan pengerjaan proyek-proyek," ujar Archied.

Fokus Berekspansi

Hingga saat ini, tambah Archied, perusahaan yang fokus berekspansi di Jakarta dan Surabaya ini memiliki total land bank sebanyak 2.066 hektare. Dari total tersebut, sekitar 1.200 hektare belum dikembangkan dan terbesar berada di Maja. Untuk kerja sama mengembangkan lahan, hingga saat ini belum ada namun pihaknya terbuka bagi investor yang ingin masuk. Pada tahun ini, tambah Archied, Perseroan menargetkan pendapatan berulang (recurring income) naik minimal 10 persen atau sebesar 2 triliun rupiah. Secara keseluruhan kontribusi recurring income ke total pendapatan Perseroan sekitar 25 persen. Adapun pada kuartal pertama 2019, recurring income telah mencapai 18 persen dari total pendapatan Perseroan. Menurut Archied, optimisasi dari proyek-proyek yang ada saat ini bisa memberikan tambahan pemasukan, seperti di proyek South Quarter. "Saat ini, South Quarter posisi income okupansinya sekitar 70 persen. Kami harapkan ada kenaikan dan bisa berkontribusi ke recurring income. Kami fokus di penjualan inventori-inventori yang ada tetapi beberapa proyek baru akan kami umumkan karena ada satu atau dua proyek yang akan diluncurkan," kata dia.

yni/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top