Emas Kembali Berkilau
Emas batangan dengan latar belakang dollar AS.
Foto: AntaraCHICAGO - Emas kembali menguat, memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (10/3/2021) waktu Chicago, Amerika Serikat (AS) atau Kamis (11/3/2021) pagi WIB, mengembalikan kerugian sesi sebelumnya menjadi bertengger di tertinggi satu minggu karena imbal hasil obligasi pemerintah AS berkurang setelah data inflasi lemah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, bertambah 4,9 dollar AS atau 0,29 persen menjadi ditutup pada 1.721,80 dollar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (9/3/2021), emas berjangka melonjak 38,9 dollar AS atau 2,32 persen menjadi 1.716,90 dollar AS.
Emas berjangka juga anjlok 20,5 dollar AS atau 1,21 persen menjadi 1.678,00 dollar AS pada Senin (8/3/2021), setelah turun 2,2 dollar AS atau 0,13 persen menjadi 1.698,50 dollar AS per ounce pada Jumat (5/3/2021), dan merosot 15,10 dollar AS atau 0,88 persen menjadi 1.700,70 dollar AS pada Kamis (4/3/2021).
- Baca Juga: Optimalkan Potensi Pangan Akuatik
- Baca Juga: Kinerja Penjualan Eceran Tumbuh pada Oktober 2024
"Emas masih mengambil isyarat dari pasar obligasi pemerintah dan data hari ini mengurangi kekhawatiran tentang inflasi jangka pendek," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
"Jika penjualan obligasi pemerintah AS 10-tahun hari ini memiliki permintaan yang layak, harga emas pada akhirnya bisa bergerak menuju 1.730 dollar AS. ... Level 1.700 dollar AS akan memberikan dukungan utama ... tapi itu akan bertahan kecuali penjualan di pasar obligasi berlanjut," kata Moya.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun setelah data menunjukkan harga konsumen AS naik pada Februari, meskipun inflasi yang mendasarinya tetap lemah.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (10/3/2021) bahwa indeks harga konsumen (IHK) naik 0,4 persen pada Februari dalam skala yang disesuaikan secara musiman setelah naik 0,3 persen pada Januari, juga memberikan dukungan untuk emas.
Status emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi telah ditantang oleh imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, yang diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Harga emas sempat jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan di 1.676,10 dollar AS pada Senin (8/3/2021), setelah merosot selama empat sesi beruntun.
Suku bunga riil telah meningkat tajam selama beberapa minggu terakhir karena tingkat nominal yang lebih tinggi, tanpa kenaikan ekspektasi inflasi yang sepadan, tulis TD Securities dalam sebuah catatan.
"Dengan penerbitan obligasi pemerintah besar-besaran terus membayangi, tekanan pada suku bunga yang lebih tinggi akan terus membebani logam mulia dalam waktu dekat."
- Baca Juga: Sinergi Pentahelix Jaga Ketahanan Pangan Berkelanjutan
- Baca Juga: Tingkatkan Literasi Digital
Dewan Perwakilan Rakyat AS membuka jalan bagi rancangan undang-undang bantuan Covid-19 senilai 1,9 triliun dollar AS untuk dipertimbangkan pada Rabu (10/3/2021).
Berita Trending
- 1 Mitra Strategis IKN, Tata Kelola Wisata Samarinda Diperkuat
- 2 Semoga Hasilkan Aksi Nyata, Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 Akan Dimulai di Azerbaijan
- 3 Kepala OIKN Sudah Dilantik, DPR Harap Pembangunan IKN Lebih Cepat
- 4 Keren! Petugas Transjakarta Tampil Beda di Hari Pahlawan
- 5 Empat Paslon Adu Ide dan Pemikiran pada Debat Perdana Pilgub Jabar