Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Elite Sebarkan Hoaks

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Ratna, Prabowo Subianto, dan elite-elite di kubu caprescawapres nomor urut 02 sudah menyatakan permintaan maaf. Namun, menurut Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, kasus kebohongan penganiayaan Ratna Sarumpaet tidak selesai hanya dengan minta maaf. TKN tengah menyiapkan langkah-langkah hukum.

Memang sangat disayangkan, tokoh sekelas Prabowo dan di situ ada Amien Rais begitu gegabah ikut menyebarkan berita bohong yang dibuat Ratna. Perlu dipertanyakan peran lingkaran terdekat Prabowo. Apa masukan yang mereka berikan. Mestinya lingkarannya mengingatkan untuk mengecek lebih mendalam. Atau jangan-jangan lingkarannya justru memberi masukan kurang baik, sehingga menjerumuskan.

Ratna lupa masyarakat sudah cerdas. Apalagi kepolisian sekarang sudah canggih. Kalau hanya mengusut kebohongan seperti itu, mudah sekali, bagi polisi. Mungkin kalau kejanggalan-kejanggalan tidak diungkap di media, bisa jadi Ratna tidak mengadakan konferensi pers mengakui kebohongan. Malahan banyak netizen mengatakan, andai tidak terbongkar, dia akan membuat kebohongan demi kebohongan lain lagi.

Pertanyaan besarnya, untuk apa Ratna membuat kebohongan seperti itu? Kalau alasannya untuk menjawab pertanyaan keluarga, sangat tidak signifikan. Pasti ada maksud besar lain, bukan untuk menjawab pertanyaan keluarga. Ini tugas polisi membongkar motif kebohongan Ratna. Polisi juga harus menelusur dana musibah Danau Toba, apakah ikut terpakai untuk berobat karena rekeningnya sama dengan yang untuk membayar biaya operasi plastik.

Yang tak boleh ketinggalan, tentu semua yang ikut menyebarkan hoaks Ratna ini harus ditangkap agar memberi efek jera. Kalau tidak ditangkap, akan ada penilaian bahwa polisi tebang pilih. Sebab sebelum ini polisi telah menangkap delapan penyebar hoaks terkait bencana. Kasus Ratna adalah "bencana" hoaks terbesar, maka penyebarnya juga harus siap menghadapi konsekuensi hukum karena telah membuat kegaduhan nasional di tengah negara sibuk mengurus bencana Lombok, Palu, Donggala, dan Sigi.

Komentar

Komentar
()

Top