Ekspor Sawit Masih Prospektif
Diplomasi Dagang
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics & Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menilai hingga kini Indonesia masih bergantung pada pasar tradisional yang mencapai sekitar 70 persen dari total negara tujuan ekspor.
"Kita dari dulu masih tidak terbuka untuk pasar baru. Pakistan, Eropa Timur, Afsel, Afrika Utara ini juga sangat potensial. Oleh karena itu, tahun 2018 harus buka pasar alternatif itu," katanya.
Selain itu, tambahnya, pemerintah harus bisa melakukan diplomasi dagang dengan negara tujuan ekspor, sebab setiap negara selalu menerapkan tarif dan nontarif. Amerika Serikat, misalnya, saat ini menerapkan kebijakan perdagangan yang lebih protektif.
Saat ini, AS telah menerapkan lebih dari 2.000 hambatan nontarif , Tiongkok mempunyai 4.000 hambatan nontarif, sementara Indonesia hanya memiliki 299 hambatan nontarif.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya