Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Eksplorasi Kota Phnom Penh

Foto : Koran Jakarta/Aloysius Widiatmaka

Daya Tarik I Burung merpati menjadi daya tarik tersendiri bagi turis yang mengunjungi Istana Phnom Penh, terutama anak-anak.

A   A   A   Pengaturan Font

Bandara-bandara Indonesia "sok" steril. Mereka mengusir angkutan umum bila mendekati bandara. Hal ini juga terlihat di Bandara Soekarno Hatta. Lihat saja yang boleh mendekat ke bandara malah taksi dan busbus khusus. Mobil pribadi malah dijauhkan dari penurunan calon penumpang. Malahan di terminal III, yang katanya Ultimate, hanya taksi dan bus Damri yang boleh menunggu penumpang di halaman bawah di jalur pulang. Mobil pribadi diarahkan ke lantai III atau tempat parkir. Itu mobil pribadi, bagaimana motor atau kendaraan lain. Juga taksi online dilarang mendekat.

Pemandangan berbeda terjadi di Bandara Phnom Penh. Di sini tidak ada diskriminasi. Becak pun boleh bercampur dengan mobil-mobil mewah yang mengantar penumpang sampai di mulut gerbang bandara. Kamboja lebih ramah dengan angkutan umum. Becak motor tidak dilarang untuk mengantar penumpang sampai mulut gerbang masuk bandara Phnom Penh. Di Adisucipto Yogyakarta, malah pernah ada insiden sopir taksi online "ditelanjangi" karena berada dekat gerbang.

Ah… Kamboja jauh lebih maju dalam memperlakukan angkutan umum. Tak ada diskriminasi. Andai masih ada, rasanya bemo tidak mungkin boleh ke bandara. Juga penggantinya, mobil-mobil kecil itu, rasanya akan dilarang kalau mendekati bandara. Jangankan mendekati gerbang masuk bandara, jauh di mulut area bandara mungkin sudah ditangkap.

Rasanya, perlu juga bandarabandara Indonesia meniru Kamboja. Jangan ada diskriminasi. Untuk bandara daerah lain bisa saja terjangkau becak, seperti Adisucipto. Jadi, jangan dilarang becak masuk bandara. Sebab banyak juga turis yang senang naik becak. Becak motor juga ada di Medan. Apakah mereka boleh masuk Kuala Namu? Kamboja termasuk negara "baru", namun mobil-mobil yang berseliweran di jalanan sangat-sangat mahal.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top