![Eksplorasi Kota Phnom Penh](https://koran-jakarta.com/images/article/phplsgcgl_resized.jpg)
Eksplorasi Kota Phnom Penh
![Eksplorasi Kota Phnom Penh](https://koran-jakarta.com/images/article/phplsgcgl_resized.jpg)
Daya Tarik I Burung merpati menjadi daya tarik tersendiri bagi turis yang mengunjungi Istana Phnom Penh, terutama anak-anak.
Urutannya, istana lalu halaman atau lapangan, kemudian jalan raya, trotoar lebar, baru Sungai Mekong. Ini sebenarnya sungai cabang pertemuan Sungai Tonle Sap dan Mekong. Sungai pertemuan ini disebut Chaktomuk (empat muka). Kata ini mengandung makna dewa Brahma yang dianggap memiliki empat muka menghadap barat, timur, utara, dan selatan.
Sebenarnya, Kamboja lama sekitar abad delapan atau sembilan sampai abad 15 senantiasa dikomando dari Siem Reap, yaitu yang disebut daerah Angkor. Di sini terdapat istana megah Angkor Wat. Perpindahan ibu kota dari Angkor ke Phnom Penh kemungkinan karena Angkor diserang Kerajaan Siam (Thailand). Maka, Kamboja sepertinya juga pernah dikuasai Siam sehingga banyak bangunan, termasuk model-model istana atau pura, mirip dengan di Thailand.
Akibat serangan Siam, sepertinya pusat pemerintahan Kerajaan Khmer dipindah ke Phnom Penh, sampai sekarang di era PM Hunsen. Setelah puas bermain dengan merpati, para wisatawan dapat bersantai di sepanjang Sungai Chaktomuk. Mereka bisa dudukduduk sambil memperhatikan kapal-kapal yang melintas. Jika pada malam hari, pemandangan di seberang sungai tampak lampulampu dari bangunan-bangunan modern, seperti hotel-hotel internasional. Jika waktunya pas, wisatawan juga dapat masuk ke dalam istana.
Killing Field
Rezim Polpot mungkin lebih kejam dari Hitler, walau dari sisi jumlah korban pembunuhan tak sebanding. Hitler memasukkan manusia ke ruang-ruang gas sehingga lebih cepat mati. Polpot menyiksa orang-orang Kamboja sebelum akhirnya dibunuh. Tak kurang dari dua juta warga dibantai.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya