Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ekonomi Biru Atasi Masalah Kelaparan dan Transformasi Sistem Pangan Indonesia

Foto : Istimewa

Ilustrasi - Aktivitas nelayan di tempat pelelangan ikan.

A   A   A   Pengaturan Font

Oleh karena itu menurut dia, pendidikan dan sosialisasi tentang prinsip-prinsip ekonomi biru menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini. "Maka konsep ekonomi biru tidak hanya berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan," ujarnya.

"Dengan mengembangkan pangan biru dari laut, danau, dan sungai, maka Indonesia dapat memperkuat kedaulatan pangan dengan mengandalkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Pengembangan ini tidak hanya memastikan ketersediaan pangan bagi penduduk Indonesia, tetapi juga meningkatkan kemandirian negara dalam memenuhi kebutuhan pangan," tegas Hakeng.

Selanjutnya, KaBid Penataan dan Distribusi Kader Pengurus Pusat Pemuda Katolik ini juga menjelaskan, prinsip-prinsip alami dan lokalitas menjadi panduan dalam pengembangan konsep ekonomi biru. "Hal ini mengarah pada penerapan praktik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya laut," jelas Hakeng.

Dia menambahkan bahwa dengan memperhatikan aspek lingkungan, Indonesia dapat menjaga kelestarian ekosistem laut yang menjadi sumber utama pangan biru.

"Selain itu, pendekatan lokalitas memungkinkan pengembangan strategi yang sesuai dengan karakteristik unik dari setiap wilayah, sehingga memaksimalkan potensi pangan biru secara lokal" ujar Hakeng sambil mengingatkan bahwa langkah-langkah konkret dalam implementasi konsep ekonomi biru yang meliputi pengembangan infrastruktur untuk pengelolaan sumber daya laut, pemberdayaan masyarakat pesisir dalam praktik akuakultur yang berkelanjutan, dan peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan, harus terealisasikan dengan tegas.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top