Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 22 Jan 2025, 16:05 WIB

Dukung Penuh Target Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari, Kadin Usulkan Ini

Ilustrasi - Aktivitas penambangan minyak dan gas di lepas pantai.

Foto: ANTARA/HO-SKK Migas

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan produksi (lifting) minyak menjadi 1 juta barel per hari pada 2028-2029 demi kemandirian energi nasional.

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia Aryo Djojohadikusumo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/1), menyatakan target lifting minyak menjadi 1 juta barel per hari merupakan upaya konkret dan strategis untuk memperkuat kemandirian energi nasional dengan tidak lagi mengimpor minyak.

Menurut Aryo, pencapaian target tersebut memerlukan sinergi yang kuat antara pemerintah dan swasta untuk memastikan investasi yang cukup dalam teknologi, eksplorasi, dan pengelolaan sumber daya.

"Itulah sebabnya diperlukan iklim usaha yang kondusif yang memberikan kepastian bagi para pelaku usaha sektor migas," kata Aryo.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pascapandemi COVID-19, impor minyak Indonesia melonjak tajam. Pada 2023, total volume impor minyak di luar gas (hanya minyak mentah dan bahan bakar) mencapai 45,21 juta ton.

Jumlah tersebut naik 10,38 persen dibandingkan pada 2022 sebesar 40,96 juta ton. Volume impor minyak juga terus meningkat seiring tren penurunan produksi dan kenaikan konsumsi.

Sedangkan selama 2024, nilai impor bahan bakar minyak saja (tidak termasuk minyak mentah) tercatat 25,9 miliar dolar AS. Sebanyak 47,88 persen atau hampir separuh dari nilai impor bahan bakar tersebut berasal dari impor BBM ringan untuk kendaraan bermotor.

Tren peningkatan impor minyak selama ini menjadi salah satu penyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia yang berpengaruh terhadap stabilitas moneter, khususnya tekanan terhadap cadangan devisa dan rupiah.

Aryo menjelaskan pengurus Kadin bidang ESDM periode 2024-2029 telah memiliki tiga program prioritas di sektor migas. Pertama, peningkatan produksi dan eksplorasi migas.

Dalam program tersebut, Kadin akan mendorong kerja sama yang lebih erat antara pemerintah-swasta dalam mempercepat proses perizinan dan regulasi yang mendukung eksplorasi migas serta peningkatan investasi pada teknologi eksplorasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Pada 2025 ini, Kadin juga akan mulai menjalankan program "Eksplorasi Cerdas" yang bertujuan mengadopsi teknologi terkini seperti seismik 3D, analisis big data, dan kecerdasan buatan (AI).

Kedua, keberlanjutan dan efisiensi energi di sektor migas melalui program "Migas Berkelanjutan". Dalam program itu, Kadin akan mempromosikan teknologi untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasi migas dan mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung praktik migas berkelanjutan.

Berikutnya ketiga, pengembangan infrastruktur migas. Pemerintah bersama swasta akan berfokus pada peningkatan jaringan distribusi dan fasilitas penyimpanan migas yang andal.

Pada 2025, KADIN juga mulai menginisiasi program "Infrastruktur Migas Terpadu" yang akan fokus pada daerah yang membutuhkan infrastruktur tambahan.

Sementara, Wakil Ketua Komite Tetap Rencana Strategis dan Kelembagaan Bidang ESDM Kadin Indonesia Dwi Wahyu Daryoto menyoroti pentingnya penyusunan rencana strategis yang komprehensif untuk mencapai target lifting minyak 1 juta barel/hari.

"Kita harus fokus pada efisiensi operasional dan optimalisasi teknologi di sektor hulu migas. Dengan kerangka regulasi yang mendukung, kami yakin target lifting ini dapat tercapai," kata dia.

Menurut Dwi, target tersebut juga akan memberikan dampak positif bagi stabilitas moneter khususnya nilai tukar rupiah, seiring berkurangnya beban impor minyak. Dengan adanya dukungan kuat dari Kadin dan pelaku usaha, target lifting minyak 1 juta barel per hari diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan kemandirian energi nasional.

Oleh karena itu, Kadin mendorong pemerintah untuk memastikan kebijakan yang mendukung kemudahan berusaha, menciptakan stabilitas ekonomi dan politik, kepastian regulasi, penyederhanaan perizinan, pemberian insentif fiskal serta penghapusan hambatan birokrasi yang dapat mengganggu perkembangan sektor migas.

"Jika kondisi ini terpenuhi dunia usaha dapat lebih fokus memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan lifting minyak," ujar Dwi.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan Presiden Prabowo dalam rapat di Hambalang, Jawa Barat akhir pekan lalu, memintanya meningkatkan lifting minyak menjadi 1 juta barel per hari pada 2028-2029.

Presiden menegaskan pentingnya langkah tersebut untuk mengatasi defisit akibat konsumsi minyak yang kini sudah mencapai 1,6 juta barel per hari, jauh di atas produksi domestik yang hanya 590 ribu barel per hari.

"Kami ditargetkan pada 2028-2029 lifting kita harus mencapai 1 juta barel per hari, agar kita tidak impor minyak lagi pada 2029. Penurunan lifting minyak dalam dua bulan terakhir juga menjadi perhatian serius Presiden," kata Bahlil.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.