Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Duh! Jangan Sampai Terjadi di Indonesia, Penyebaran Subvarian Baru Covid-19 Omicron di Amerika Serikat Alami Peningkatan, Potensi Lonjakan Kasus Lagi?

Foto : istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Penyebaran dua subvarian baru Omicron sedang meningkat di Amerika Serikat (AS), menambah kekhawatiran para pakar kesehatan apakah subvarian itu dapat memicu lonjakan kasus Covid-19 pada musim panas.

Dilansir dari Antara, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) menyampaikan, kedua subvarian tersebut, yang dikenal sebagai BA.4 dan BA.5, diperkirakan menyumbang hampir 13 persen dari total kasus baru Covid-19 di AS pada akhir pekan lalu. Menurut lembaga itu, jika dirinci, BA.4 menyumbang 5,4 persen dari jumlah kasus baru, sementara BA.5 menyumbang 7,6 persen.

CDC menjelaskan, kedua subvarian itu menyumbang persentase kasus tertinggi di kawasan yang mencakup Texas, New Mexico, Oklahoma, Arkansas dan Louisiana.

Subvarian lainnya, BA.2.12.1, yang masih menjadi varian dominan di negara tersebut, menyumbang 62,2 persen dari total kasus baru di AS dalam sepekan terakhir setelah berbulan-bulan terus mengalami peningkatan.

Subvarian BA.4 dan BA.5 ditambahkan ke dalam daftar pemantauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Maret lalu dan digolongkan sebagai variant of concern (VOC) oleh CDC Eropa.

Data CDC menunjukkan bahwa kedua subvarian itu dilaporkan di seluruh kawasan AS.

Bukti menunjukkan bahwa subvarian baru tersebut merupakan versi Omicron yang lebih menular, yang mungkin dapat menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya sehingga bisa memicu gelombang baru, kata para pakar kesehatan.

Saat ini, AS melaporkan rata-rata sekitar 108.000 kasus Covid-19 dan 300 kematian setiap harinya, menurut data terbaru CDC.

Para pakar kesehatan yakin bahwa jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi karena peningkatan hasil pengujian di rumah belum dilacak.

Beberapa pakar epidemiologi memperingatkan bahwa lonjakan kasus dapat menyebabkan orang dengan gangguan kesehatan berada dalam risiko dan juga dapat mengakibatkan banyak orang yang terpapar memiliki masalah kesehatan jangka panjang.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top