Dua Kandidat Perempuan Berani Nyapres di Negara Mayoritas Muslim Ini
Saltanat Tursynbekova, salah satu dari dua kandidat perempuan dalam Pilpres Kazakhstan yang akan digelar pada 20 November 2022.
Foto: tengrinews.kzJAKARTA - Pemerintah Kazakhstan akan menggelar pemilihan presiden pada 20 November mendatang dan dua dari enam kandidatnya adalah perempuan.
"Ini akan menjadi pemilihan presiden ke tujuh Kazakhstan sejak memperoleh kemerdekaan pada 1991 dan ini bisa dianggap sebagai tonggak utama baru dalam perkembangan demokrasi di negara kami," kata Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov di Jakarta, Jumat (18/11).
Enam calon presiden dalam pilpres Kazakhstan tahun ini adalahQaraqat Abden dari Asosiasi National Alliance of Professional Social Workers, Saltanat Tursynbekova dari Asosiasi Kazakh Mothers-the Way to Traditions, Meyram Qazhyken dari Asosiasi Commonwealth of Trade Unions of Kazakhstan Amanat, Kassym-Zhomart Tokayev dari sejumlah asosiasi publik, Zhiguli Dayrabayev dari Asosiasi People's Democratic Patriotic Party Auyl, dan Nurlan Auesbayev dari Asosiasi National Social Democratic Party.
Dari enam kandidat tersebut, dua capres perempuan adalahQaraqat Abden danSaltanat Tursynbekova.
Sarekenov mengatakan bahwa secara signifikan untuk pertama kalinya dalam sejarah, kandidat perempuan mencalonkan diri sebagai presiden.
"Ini menjadi langkah penting lainnya dalam perkembangan demokrasi yang sedang berlangsung di Kazakhstan. Selama bertahun-tahun Kazakhstan telah melakukan sejumlah langkah konkret untuk memastikan kesetaraan gender sekaligus mempromosikan peran perempuan dalam dunia bisnis dan politik. Kini kami melihat beberapa hasil dari upaya-upaya ini," katanya.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev dalam berbagai kesempatan meyakinkan bahwa kampanye pemilu akan dilakukan secara ketat sesuai dengan hukum, terbuka dan dengan partisipasi yang luas dari para pengawas dalam dan luar negeri.
"Selama 31 tahun orang-orang Kazakhstan telah berupaya menciptakan masyarakat yang sejahtera, stabil dan inklusif. Menjalankan hak demokratik melalui pemilu akan membantu memperkuat apa yang telah kami capai sejauh ini dan sekaligus meletakkan fondasi bagi progres ke depannya," kata Sarekenov.
Setelah terpilih presiden yang baru, Kazakhstan akan terus menjalin hubungan erat dengan mitra internasional, termasuk Indonesia.
"Kami telah membangun fondasi yang kuat untuk kerja sama dengan semua mitra kami. Oleh karenanya, saya memiliki banyak alasan untuk optimististentang masa depan kerja sama ini."
Komisi Pemilihan Pusat Kazakhstan telah menerima permohonan dari 12 kandidat yang dicalonkan oleh asosiasi publik republik. Enam kandidat lolos melewati prosedur yang sudah ditetapkan dan sudah terdaftar.
Saat ini para kandidat sedang mengelar kampanye yang berlangsung hingga 19 November.
Total 10101 tempat pemungutan suara (TPS) akan tersedia dan hampir 12 juta warga negara sudah masuk dalam daftar pemilih. Sementara itu, 68 TPS juga sudah disediakan di bawah misi konsular dan diplomatik Kazakhstan di luar negeri.
KPU juga sudah menyetujui kertas surat suara, memantau semua wilayah dan memeriksa kesiapan TPS dan semua infrastruktur yang diperlukan.
Sebanyak 35 perwakilan dari negara asing akan memantau proses pilpres Kazakhstan. Dari jumlah tersebut 15 negara akan ditempatkan di tingkat komisi pemilihan pusat, termasuk negara tetangga: Armenia, Azerbaijan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.
Komisi Pemilihan Umum Indonesia juga akan diundang untuk memantau jalannya pilpres.
Berita Trending
- 1 Amunisi Sehat, Khofifah-Emil Dapat Dukungan Nakes Muda Jatim!
- 2 Empat Paslon Adu Ide dan Pemikiran pada Debat Perdana Pilgub Jabar
- 3 Banjir Dukungan, PDIP Surakarta Targetkan Kemenangan 70 Persen pada Pilkada 2024
- 4 Rem Blong Truk Bermuatan Berat Diduga Picu Tabrakan Beruntun di Cipularang
- 5 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono