Dua Hal Ini yang Harus Diperkuat dalam Hadapi Teknologi Kecerdasan Buatan di Indonesia
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid ketika memberikan sambutan dalam acara 'AI for Indonesia 2024' yang digelar di Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Foto: ANTARA/Adimas RadityaJakarta - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menyampaikan bahwa infrastruktur digital dan kesiapan masyarakat merupakan fondasi utama dalam menghadapi era kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia.
"Kita semua paham bahwa teknologi AI tidak bisa berkembang tanpa infrastruktur yang solid. Infrastruktur digital adalah fondasi utama untuk mendukung proses pengolahan data dan pengembangan AI," kata Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam acara 'AI for Indonesia 2024' yang digelar di Jakarta, Rabu.
Meutya mengatakan, pengembangan teknologi AI sangat bergantung pada keberadaan infrastruktur digital yang kuat.
Infrastruktur ini mencakup jaringan internet yang stabil, komputasi berkecepatan tinggi, dan pusat data besar yang diperlukan untuk memproses dan menganalisis data dalam jumlah besar serta melatih model-model AI.
Lanjut dia, pemerintah telah meluncurkan berbagai proyek besar dalam lima tahun terakhir untuk membangun infrastruktur komunikasi digital yang mencakup tiga tingkatan yakni backbone, middle mile, dan last mile.
Di tingkat backbone, pemerintah telah menggelar jaringan kabel serat optik Palapa ring sepanjang 12.229 km, yang meliputi wilayah darat dan laut.
Di tingkat middle mile, proyek satelit multifungsi Satria I telah beroperasi dengan kapasitas 150 Gbps, yang menjangkau lebih dari 4.000 titik layanan publik, dengan target 37.000 titik pada tahun 2025.
Adapun infrastruktur di tingkat last mile diwujudkan melalui pembangunan lebih dari 7.000 Base Transceiver Stations (BTS), termasuk 5.618 BTS 4G.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan akses internet di hampir 19.000 titik layanan publik.
Tidak hanya itu, pemerintah juga sedang menyiapkan pusat data nasional untuk mendukung program Satu Data Indonesia.
Menurut dia, pusat data ini akan memfasilitasi pengelolaan dan pemanfaatan data yang valid dan berkelanjutan, yang sangat penting bagi pengembangan AI di berbagai sektor.
"Sektor infrastruktur digital inilah yang harus diperkuat untuk memastikan teknologi AI dapat berkembang secara optimal dan memberi manfaat yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut Meutya mengungkapkan, pemerintah juga berfokus pada pengembangan talenta digital, yang menjadi aspek penting dalam mempersiapkan masyarakat Indonesia menghadapi perubahan besar ini.
Dalam menghadapi era kecerdasan buatan, pemerintah bekerja sama dengan perusahaan teknologi global untuk mencetak talenta digital di bidang AI.
Ia menegaskan, pemerintah terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperluas kesempatan tersebut.
"Kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan teknologi global sangat penting untuk mempercepat pengembangan talenta digital di Indonesia. Kami sudah menargetkan untuk mencetak 1 juta talenta digital dalam satu tahun dan akan terus ditingkatkan," katanya.
Meutya juga menggarisbawahi pentingnya regulasi yang dapat memberikan kepastian hukum tanpa membatasi inovasi.
Kementerian Komunikasi dan Digital akan terus berupaya menciptakan kebijakan yang mendukung ekosistem AI dengan memperhatikan tiga aspek penting yaitu policy (kebijakan), people (sumber daya manusia), dan platform (teknologi).
Pemerintah menargetkan untuk terus memperkuat sektor pendidikan dan pelatihan untuk mencetak talenta-talenta digital yang siap bersaing di dunia kerja global.
Selain itu, Indonesia juga memprioritaskan adopsi AI dalam sektor-sektor strategis seperti pangan dan perikanan, yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan teknologi canggih.
"Pemerintah mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk mengembangkan solusi berbasis AI yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi di sektor-sektor ini," pungkasnya.
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
- 3 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 4 Jika Rendang Diakui UNESCO, Pemerintah Perlu Buat "Masterplan"
- 5 Hargai yuk Berbagai Potensi Sekitar Kita
Berita Terkini
- Kelompok HAM: 135 Orang Tewas Akibat Kericuhan
- Kemakmuran Harus Merata, Tanpa Kesenjangan Sosial Ekonomi yang Tajam
- Kelompok Pemberontak Siap Berunding dengan Junta
- Negara Berkembang Harus Belajar ke Tiongkok Cara Atasi Kemiskinan Ekstrem
- Polri Prediksi 110,6 Juta Orang Bakal Lakukan Perjalanan Libur Natal 2024- Tahun Baru 2025