DPR Apresiasi Upaya Menlu Retno
Sebelum Rapat - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua dari kanan) berbincang dengan anggota Komisi I DPR Dave Laksono (kiri), Effendi Simbolon (kedua kiri), Hidayat Nur Wahid (tengah), dan Bachtiar Aly sebelum mengikuti rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/9). Raker tersebut membahas hasil diplomasi Menlu ke Myanmar dan Bangladesh terkait penyelesaian permasalahan Rohingya.
Begitu juga anggota Komisi I DPR Hidayat Nur Wahid, menilai segala langkah positif yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam hal oleh Menlu Retno merupakan bukti nyata bahwa Indonesia memang peduli atas penyelesaian konflik etnis Rohingya di negara bagian Rakhine. "Saya mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang mengakomodir organisasi dalam negeri untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar," ujar Hidayat.
Terus Lakukan Diplomasi
Menlu Retno Marsudi berterimakasih kepada Komisi I yang telah mengapresiasi kinerja Kemlu yang bekerja semaksimal mungkin melakukan diskusi dengan pemerintah setempat di Myanmar. "Upaya terus kami (Kemlu) lakukan, tapi ingat kekerasan di sana masih belum berakhir," tukas Menlu. Dia juga mengingatkan, menteri- menteri luar negeri se-Asean akan melakukan sidang umum di PBB tanggal 25 September 2017 terkait 17 rekomendasi dari mantan Sekretaris Jenderal PBN Kofi Anan.
Retno menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan upaya diplomasi dengan beberap pihak penting di Myanmar maupun Bangladesh. Seperti dengan Aung San Suu Kyi, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing dan petinggi militer Myanmar lainnya. Dalam rapat kerja ini Retno juga menjelaskan dirinya bertemu dan melakukan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri, Perdana Menteri Bangladesh, Menlu Turki dan juga Sekjen PBB. "Kami lakukan pertemuan dengan Perdana Menteri dan Menlu Bangladesh.
Lalu juga melakukan komunikasi dengan Koffi Anan, Menlu Turki dan Sekjen PBB mereka mendukung gerak cepat Indonesia terhadap Rohingya ini," jelas Retno. Selain itu, lanjut Retno, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan pihak lainnya seperti dengan Menlu Belanda, Menlu Iran, Menlu Inggris, Menlu Australia untuk krisis kemanusian di Rakhine State yang menimpa masyarakat Rohingya ini. rag/sur/AR-3
Komentar
()Muat lainnya