Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
ArKrisis Rohingya - Indonesia Harus Berperan Akhiri Krisis dan Ciptakan Perdamaian di Myanmar

DPR Apresiasi Upaya Menlu Retno

Foto : ANTARA/Puspa Perwitasari

Sebelum Rapat - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua dari kanan) berbincang dengan anggota Komisi I DPR Dave Laksono (kiri), Effendi Simbolon (kedua kiri), Hidayat Nur Wahid (tengah), dan Bachtiar Aly sebelum mengikuti rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/9). Raker tersebut membahas hasil diplomasi Menlu ke Myanmar dan Bangladesh terkait penyelesaian permasalahan Rohingya.

A   A   A   Pengaturan Font

Gerak cepat dari diplomasi Pemerintah RI yang dilakukan Menlu Retno menuai pujian bukan saja dari dalam negeri tetapi juga kalangan internasional. Indonesia harus ikut berperan meredakan konflik dan menciptakan perdamaian dunia

Jakarta - Tak seperti biasanya, rapat kerja antara DPR dan mitra kerjanya dari pemerintah diwarnai apresiasi dan pujian. Inilah yang terjadi dalam rapat kerja antara Komisi I DPR yang membidangi masalah luar negeri dan Hankam dengan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Senin (11/9). Apresiasi atau pujian diungkapkan para anggota Komisi I antara lain Wakil Ketua Hanafi Rais (F-PAN), Arief Suditomo (F-Hanura), dan Hidayat Nur Wahid dari Fraksi PKS.

Mereka menyimpulkan langkah diplomasi yang dilakukan Menlu Retno sangat tepat, dan mendapat rekais positif dunia. Hanafi Rais menyebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai tokoh "The right woman in the right place and the right time," karena aksi diplomasinya membela etnis Rohingya yang sedang mengalami kekerasan dari militer Myanmar. Hanafi menegaskan, upaya diplomasi yang dilakukan Retno di Myanmar dan Bangladesh perlu pula langkah lanjutan yang tegas.

"Perlu langkah tegas, jangan cuma usulan saja," kata Hanafi . Dia tanpa ragu menyebut, ketepatan waktu Retno melawat ke Myanmar kurang lebih sepekan setelah pecahnya krisis kemanusian merupakan kunci penyelesaian. Selain itu sudah jadi langkah positif untuk dunia. Apresiasi yang sama dikemukakan anggota Komisi I, Arief Suditomo.

Mantan jurnalis televisi ini menekankan, kunjungan Retno telah mencegah melebarnya masalah Rohingya menyebar jadi konflik internal dalam negeri Indonesia. "Apa yang kita lakukan cukup efektif, tidak menjadikan isu ini menjadi isu di dalam negeri kita," kata Arief. Senada dengan Arief, anggota komisi I lain yang juga Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menegaskan, tindakan Retno adalah bukti bahwa pemerintah responsif atas krisis kemanusian Rohingya.

Begitu juga anggota Komisi I DPR Hidayat Nur Wahid, menilai segala langkah positif yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam hal oleh Menlu Retno merupakan bukti nyata bahwa Indonesia memang peduli atas penyelesaian konflik etnis Rohingya di negara bagian Rakhine. "Saya mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang mengakomodir organisasi dalam negeri untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar," ujar Hidayat.

Terus Lakukan Diplomasi

Menlu Retno Marsudi berterimakasih kepada Komisi I yang telah mengapresiasi kinerja Kemlu yang bekerja semaksimal mungkin melakukan diskusi dengan pemerintah setempat di Myanmar. "Upaya terus kami (Kemlu) lakukan, tapi ingat kekerasan di sana masih belum berakhir," tukas Menlu. Dia juga mengingatkan, menteri- menteri luar negeri se-Asean akan melakukan sidang umum di PBB tanggal 25 September 2017 terkait 17 rekomendasi dari mantan Sekretaris Jenderal PBN Kofi Anan.

Retno menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan upaya diplomasi dengan beberap pihak penting di Myanmar maupun Bangladesh. Seperti dengan Aung San Suu Kyi, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing dan petinggi militer Myanmar lainnya. Dalam rapat kerja ini Retno juga menjelaskan dirinya bertemu dan melakukan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri, Perdana Menteri Bangladesh, Menlu Turki dan juga Sekjen PBB. "Kami lakukan pertemuan dengan Perdana Menteri dan Menlu Bangladesh.

Lalu juga melakukan komunikasi dengan Koffi Anan, Menlu Turki dan Sekjen PBB mereka mendukung gerak cepat Indonesia terhadap Rohingya ini," jelas Retno. Selain itu, lanjut Retno, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan pihak lainnya seperti dengan Menlu Belanda, Menlu Iran, Menlu Inggris, Menlu Australia untuk krisis kemanusian di Rakhine State yang menimpa masyarakat Rohingya ini. rag/sur/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top