Dorong Dekarbonisasi, Industri Otomotif Minta Stimulus Tambahan
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier, dan pengamat otomotif LPEM Universitas Indonesia Riyanto dalam diskusi Otomotif, Ujung Tombak Dekarbonisasi Indonesia yang digelar Forum Wartawan Industri di Kemenperin, Jakarta, Selasa (8/8).
Dia menilai, harga HEV tujuh dan lima penumpang kini lebih mendekati ICE. Dengan demikian, hybrid bisa diandalkan untuk mengurangi emisi di era transisi.
"BEV memang bisa menurunkan emisi sesuai target pemerintah. Akan tetapi, bisakah volume penjualan BEV sesuai target pemerintah untuk mengurangi emisi?" kata dia.
Tambahan Insentif
Sementara itu, Taufiek Bawazier mengakui, HEV memang dapat mengurangi emisi secara signifikan. Bahkan, saat ini, ada model HEV dengan emisi mencapai 75 gram/kilometer (km).
Itu sebabnya, dia menyatakan, Kemenperin menjajaki pemberian award kepada mobil hybrid. Namun, basisnya bukan pajak, melainkan emisi karbon yang dikeluarkan. Ini akan menjadi tambahan insentif mobil hybrid selain PPnBM 6 persen sesuai PP 74 Tahun 2021. Aturan ini akan dirilis secepatnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya