Dollar Menguat ke Level Tertinggi dalam Dua Minggu terhadap Euro
Uang dollar AS terlihat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta pada 4 Oktober 2022.
Foto: ANTARA/Muhammad AdimajaTOKYO - Dollar menguat ke level tertinggi dalam dua minggu terhadap euro pada hari Senin (2/9)karena para pedagang mengurangi taruhan terhadap pelonggaran kebijakan agresif oleh Federal Reserve dengan fokus saat ini beralih ke laporan pekerjaan AS yang penting di akhir minggu ini.
Dollar menguat ke level terkuatnya sejak 21 Agustus terhadap yen, didorong oleh kenaikan imbal hasil Treasury jangka panjang ke level tertinggi sejak pertengahan Agustus setelah ukuran inflasi AS yang diawasi ketat tetap stabil, mengurangi keharusan bagi Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada 18 September.
Mata uang ini naik sebesar 0,27 persen menjadi 146,60 yen dan terakhir kali berada pada level 146,29.
Indeks dollar yang diukur terhadap mata uang utama lainnya naik tipis ke 101,79 di awal hari Asia, level terakhir yang terlihat pada 20 Agustus.
Euro merosot sedikit ke $1,10430, level terendah sejak 19 Agustus.
Saat ini, para pedagang memperkirakan 33 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga Fed sebesar 50 basis poin bulan ini, dibandingkan dengan 67 persen kemungkinan pemangkasan seperempat poin. Seminggu sebelumnya, ekspektasinya adalah 36 persen untuk pemangkasan yang lebih besar.
Libur umum AS pada hari Senin berpotensi menyebabkan awal minggu yang lambat bagi dollar, kata para analis, tetapi pada hari-hari lainnya akan ada aliran data ekonomi makro yang stabil yang berpuncak pada data penggajian nonpertanian pada hari Jumat.
Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan penambahan 165.000 pekerjaan pada bulan Agustus, naik dari kenaikan 114.000 pada bulan sebelumnya, dan tingkat pengangguran turun ke 4,2 persen.
"Jika ekonomi AS menambah 150.000 lapangan kerja atau lebih dan tingkat pengangguran turun ke 4,2 persen atau di bawahnya, hal itu akan meningkatkan keyakinan bahwa ekonomi sedang menuju soft landing," memperkuat ekspektasi untuk penurunan suku bunga sebesar 25 bp bulan ini, kata analis IG Tony Sycamore.
Namun, Sycamore percaya penguatan dollar baru-baru ini terhadap yen tidak akan bertahan lama.
"Pasangan ini perlu mengalami penembusan berkelanjutan di atas resistensi pada level 152,00 untuk meniadakan risiko penurunan," katanya.
Namun, untuk euro, prospek pelonggaran moneter bulan ini oleh Fed dan Bank Sentral Eropa berarti "sulit untuk membuat argumen kuat yang mendukung atau menentang EUR/USD," tambah Sycamore.
Obligasi pemerintah tidak akan diperdagangkan pada hari Senin karena hari libur AS, tetapi imbal hasil 10 tahun berada di 3,9110 persen setelah kenaikan 4,4 bp pada hari Jumat.
- Baca Juga: Rute baru Kereta Cepat Whoosh
- Baca Juga: Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
Nilai tukar pound sterling stabil pada $1,3129, mendekati level terendah hari Jumat di $1,31095, level terlemah sejak 23 Agustus.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: CNA
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Jonatan Christie Maju ke Final China Masters 2024
- Amankan Kampanye Akbar Pilgub DKI, Polda Metro Jaya Kerahkan Ribuan Personel
- Perkuat Jaringan di Jaksel, The Ascott Limited Buka Somerset Kencana Jakarta
- Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
- Retno Marsudi Diangkat Jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Terbarukan Singapura